TribunMP3 | Zona Artikel dan Download Musik™

Kumpulan Artikel juga Tutorial Simpel dan Mengutamakan Kualitas juga Menyediakan Musik Gratis Untuk Didengar secara cuma-cuma

Breaking

Rabu, 14 November 2018

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI MASSA


HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI MASSA

2.1     Komunikasi
Dalam arti atau definisi singkatnya komunikasi hanya lah proses penyampaian pesan kepada orang lain saja. Tetapi jika kita melihat dari definisi yang dibuat oleh para ahli, komunikasi ini dapat kita simpulkan definisi lengkapnya yaitu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media atau saluran sehingga jika tersampaikan dengan tepat sasaran akan menghasilkan efek atau feedback tertentu.
Pesan (message) itu bisa berupa informasi, pemberitahuan, keterangan, ajakan, imbauan, bahkan provokasi atau hasutan. Kata kunci dalam komunikasi adalah pesan itu. Dari pesan itulah sebuah proses komunikasi dimulai. Komunikasi terjadi karena ada pesan yang ingin atau harus disampaikan kepada pihak lain.
Komunikasi berakar kata Latin, ”       comunicare”, artinya "to make common" membuat kesamaan pengertian, kesamaan persepsi. Akar kata Latin lainnya “communis” atau “communicatus” atau “common” dalam bahasa Inggris yang berarti “sama”, kesamaan makna (commonness). Ada juga akar kata Latin ”communico” yang artinya membagi. Maksud membagi disini adalah berupa gagasan, ide, atau pikiran. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) mengartikan komunikasi sebagai “pengiriman dan pemerimaan pesan atau berita antara dua,


orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami”. Jadi, definisi komunikasi mempunyai berbagai unsur seperti komunikator, komunikan, media, efek, dan yang paling utama yaitu pesannya.
Definisi Lasswell dianggap paling lengkap karena sekaligus menggambarkan proses dan elemen komunikasi, yakni komunikator (who), pesan (what), media atau sarana (channel), komunikan (whom), dan pengaruh atau akibat (effect).

2.1.1 Unsur – Unsur Komunikasi
          Dari definisi komunikasi yang telah di jabarkan di atas menyatakan bahwa komunikasi tidak akan berlangsung bila hanya ada seseorang komunikator tanpa ada pesan yang ingin disampaikan kepada komunikan, tetapi harus ada pesan yang di sampaikan kepada komunikan dan juga unsur – unsur pendukung seperti yang di ungkapkan Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi menyatakan komponen komunikasi sebagai berikut :
1.     Komunikator
2.     Pesan
3.     Komunikan
4.     Media
5.     Efek (2000:6)
Berdasarkan pernyataan mengenai komponen komunikasi diatas menyatakan bahwa komunikasi yang efektif akan terjadi apabila ada seorang komunikator yang menyampaikan sebuah pesan atau maksud tertentu kepada komunikan melalui sebuah media tertentu dan menghasilkan efek dari komunikan.
Dalam kegiatan komunikasi tentu tidak menjamin  berjalan lancar terkadang terdapat noisy atau hambatan – hambatan komunikasi baik dari komunikator maupun dari komunikan.
Hambatan – hambatan komunikasi yang dialami komunikator dalam upaya mengefektifkan kegiatan komunikasi, seperti yang di utarakan Effendy dalam bukunya Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi sebagai berikut :
1.     Gangguan
-         Gangguan mekanik
-         Gangguan semantik
2.     Kepentingan
3.     Motivasi terpendam
4.     Prasangka (2003:45)

Berdasarkan definisi di atas menunjukkan bahwa komunikasi bukan lah hal yang mudah, komunikasi juga tidak terlepas dari hambatan – hambatan yang menjadikan komunikasi tidak efektif dan peran yang ingin di sampaikan tertunda
2.1.2    Proses Komunikasi
Dalam sebuah komunikasi itu harus ada prosesnya terlebih dahulu, Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek menjelaskan bahwa proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap:
1.     Secara primer, yaitu proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang itu sendiri adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya. Yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
2.     Secara sekunder, yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (mass media) dan media nirmassa atau non massa. (2005:1)
Proses dalam  komunikasi diantara keduanya dapat dikatakan berhasil apabila terjadi kesamaan makna. Sebaliknya, komunikasi menjadi gagal jika keduanya tidak memiliki kesamaan makna atas apa yang dipertukarkan atau dikomunikasikan.
2.1.3    Hambatan Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator ke pihak lain. Dalam proses komunikasi pasti terdapat hambatan-hambatan didalamnya Effendy dalam bukunya “ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi” mengungkapkan hambatan-hambatannya sebagai berikut:
1.     Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklarifikasikan sebagai gangguan mekanik dan sematic.
-         Gangguan mekanik (Mechanical, channel noise)
Yang dimaksud dengan gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran kegaduhan yang bersifat fisik.
-         Gangguan sematik (sematik noise)
Gangguan sejenis ini berkaitan dengan pesan komunikasinnya pengertiannya menjadi rusak. Gangguan sematik tersaring kedalam pesan melalui penggunaan bahasa.
2.     Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau mengahayati suatu pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan yang ada kepentingan
3.     Motivasi terpendam .
Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan kebutuhan dan kekurangannya.
4.     Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi sesuatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. (2003:45-49)
Hambatan dalam berkomunikasi akan mengakibatkan komunikasi yang tidak efektif. Pada dasarnya, hambatan-hambatan tersebut terjadi karena diri dan lingkungan sekitar.
2.2 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.
Komunikasi massa yaitu ringkasan dari komunikasi yang dilakukan melalaui media massa atau communicating with media, atau pun komunikasi kepada khalayak menggunakan sarana media yang digunakan.
Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi komunikasi  massa adalah:
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukan digedung-gedung bioskop. (2003:79)

Dalam pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi massa mempunyai kekuatan untuk  mempengaruhi publik, karena media sebagai alat yang dipakai untuk  menyampaikan informasi tersebut, di sebarluaskan kepada khalayak sehingga media mempunyai tanggung jawab serta peran penting dalam membentuk prilaku masyarakat. Sesuai dengan apa yang telah disebutkan, komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa kepada khalayak banyak. Jadi, walaupun ada komunikasi yang berlangsung dan menyampaikan pesan kepada khalayak banyak, tetapi tidak menggunakan media atau sarana massa, itu bukan lah termasuk komunikasi massa
Media yang digunakan dalam komunikasi terbagi dalam beberapa bagian, yang sering kita dengar adalah media cetak dan media elektronik, lalu ada perdebatan mengenai hadirnya internet, ada yang menyebutkan internet termasuk media massa, ada pula yang menyebutkan bahwa internet bukan lah media massa tetapi jika dilihat dari karakteristiknya internet merupakan gabungan antara media cetak dan media elektronik. Media cetak berupa surat kabar, majalah, tabloid, sedangkan media elektronik adalah radio dan televisi, ada pula media film yang disebut termasuk dalam media massa pula.
Komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner dalam buku Komunikasi Massa karangan Elvinaro, Lukiati Komala, dan Siti Karlina, mengatakan bahwa: Massa communication is the tehnologically and institutionally based   production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”. (2007:3)
Artinya komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari definisi yang dibuat oleh Gerbner ini menggambarkan jika komunikasi massa itu menghasilkan sebuah produk berupa pesan-pesan komunikasi. Hasil atau produk komunikasi massa ini disebarkan kepada khalayak luas secara terus-menerus dalam jangka waktu tetap, misalnya harian, mingguan, dan bulanan.
Sedangkan menurut Wright menjelaskan mengenai karakteristik komunikasi massa. Menurut Wright, bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak – corak yang lama karena memiliki karakteristik utama yaitu diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim, pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.
Definisi Wright mengemukakan karakteristik komunikan secara khusus, yaitu anonim dan heterogen. Ia juga menyebutkan pesan diterima komunikan secara serentak (simultan) pada  waktu yang sama, serta sekilas (khusus untuk media elektronik, seperti radio siaran dan televisi).
Seperti halnya Gebner yang mengemukakan bahwa komunikasi massa itu akan melibatkan lembaga, maka Wright secara khusus mengemukakan bahwa komunikator bergerak dalam organisasi yang kompleks. Organisasi yang kompleks itu menyangkut berbagai pihak yang terlibat dalam proses komunikasi massa, mulai dari menyusun pesan sampai pesan diterima oleh komunikan.
2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa
Dari berbagai definisi yang sudah dikemukakan oleh para ahli mengenai komunikasi massa, jika kita lihat mengandung suatu prinsip dan makna yang sama, bahkan dari definisi ke definisi lainnya satu sama lain saling melengkapi.
Komunikasi massa jelas berbeda dengan komunikasi antarpersonal atau pun dengan komunikasi kelompok. Perbedaannya tersebut terletak pada komponen-komponen yang terdapat dalam komunikasi massa, dan juga proses terjadinya komunikasi massa tersebut. Untuk lebih dapat memahami perbedaan tersebut, berikut ini merupakan karakteristik komunikasi massa yang terdapat dalam buku Elvinaro, Lukiati Komala, dan Siti Karlina yang berjudul Suatu Pengantar Komunikasi Massa, yaitu:

1.   Komunikator Terlembaga
2.   Pesan Bersifat Umum
3.   Komunikan Anonim dan Heterogen
4.   Pesan Serempak
5.   Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
6.   Bersifat Satu Arah      
7.   Stimulasi Alat Indera yang Terbatas
8.  Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung  (Indirect). (2007:6)

Ciri yang pertama ini yaitu komunikator dari komunikasi massa adalah terlembaga. Menurut Wright  komunikasi massa yaitu komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, dilihat dari proses komunikasi massa itu berlangsung, dimulai dari proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan tersebut diterima oleh komunikan.
Proses penyampaian pesan melalui media cetak surat kabar, akan mempunyai urutan penyampaian pesan seperti ini : komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik. Dari penanggung jawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa layak tidaknya pesan itu untuk dimuat dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu. Ketika sudah layak pesan dibuat settingnya, lalu diperiksa oleh korektor, disusun oleh layout man agar komposisinya bagus, dibuat plate, kemudian masuk ke mesin cetak. Tahap terakhir setelah dicetak merupakan tugas bagian distribusi untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya.
Apabila media komunikasi yang digunakan adalah media televisi, tentu akan banyak lagi melibatkan orang, seperti juru kamera, juru lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager dan lain-lain. Selain itu, peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar.
Komunikasi massa mempunyai sifat umum, yang artinya bahwa komunikasi massa tersebut diperuntukan tidak hanya untuk sekelompok orang tertentu tetapi ditujukan untuk semua orang atau semua khalayak. Oleh karena itu, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini. Namun, tidak semua fakta atau peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesannya harus dikemas dalam bentuk apapun, sehingga memenuhi kriteria penting atau menarik, atau pun penting sekaligus menarik minat sebagian besar komunikan. Sehingga dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yaitu bagi sebagian besar komunikan.
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Jika kita lihat pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal komunikannya, dan mengetahui identitasnya seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikatornya tidak mengenal komunikan, itu lah yang disebut komunikan anonim, alasannya karena komunikasinya berlangsung hanya menggunakan menggunakan media dan tidak tatap muka. Selain anonim, komunikan komunikasi massa juga heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latarbelakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
Komunikasi massa mempunyai kelebihan dibanding dengan komunikasi lainnya, terletak pada sasaran yang dituju atau khalayak yang ditujunya relatif berjumlah banyak dan tidak terbatas. Dan komunikannya dapat memperoleh pesan tersebut secara serempak dan isi pesan yang diterimanya sama.
Keserempakan media massa sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikatornya, dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah. Contohnya pada siaran radio, khalayak yang mendengarkan pesan tersebut dapat mendapatkan pesan saat sedang berada dimana pun, seperti orang A sedang mendengarkan siaran radio tersebut di kampus, sedangkan orang B mendengarkan siaran radio yang sama, tetapi ia sedang berada di mobilnya. Orang A dan B menerima pesan yang sama walaupun mereka berada pada tempat yang berbeda.
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Dalam komunikasi antarpersonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa, yang penting adalah isi. Pada komunikasi antarpersonal, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak perlu menggunakan sistematika tertentu. Dalam komunukasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
Dimensi isi menunjukan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi tersebut.
Telah kita ketahui komunikasi massa itu adalah proses komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Otomatis komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan komunikasi secara langsung, atau kontak langsung satu sama lainnya karena adanya saran komunikasi massa. Ini merupakan kelemahan yang dimiliki oleh komunikasi massa yaitu komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesonal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah. Contohnya jika kita mendengarkan radio, ada perkataan dari penyiar yang kurang kita pahami, disitu lah kita sebagai komunikan tidak dapat meminta penyiar tersebut menjelaskan kata apa yang menjadi ketidak pahaman kita. Komunikan dalam komunikasi massa harus menerima pesan tersebut dengan apa adanya seperti yang telah diberikan oleh komunikator tersebut.
Karakteristik komunikasi massa selanjutnya ini adalah mengenai stimulasi alat indera yang terbatas. Karakteristik ini juga yang menjadi kelemahan dari komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi antarpersonal. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. Sedangkan komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa.
Umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Komunikasi antarpersonal, komunikasi organisasi atau kelompok, dan juga komunikasi massa membutuhkan feedback atau umpan balik ini agar efektivitas komunikasinya dapat kita ihat.
Dalam komunikasi massa umpan balik tersebut tertunda dan bersifat tidak langsung, karena si komunikator tidak langsung dapat  mengetahui reaksi dari pesan yang disampaikan pada komunikannya. Contohnya adanya kuis dalam suatu program radio, disitu penyiar memberitahukan pertanyaannya, dan pendengar tidak dapat langsung jawab secara verbal kepada si penyiar, tetapi melalui telepon, atau akun media sosial dari radio tersebut.
2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Sebelumnya kita telah membahas mengenai definisi dan karakteristik dari komunikasi massa. Sebagaimananya definisi dan karakteristik komunikasi massa yang mempunyai pengertian berbeda dari para setiap ahlinya, fungsi komunikasi massa ini pun sama, tetapi pengertian dari para ahli tersebut walaupun berbeda, tetap berada dalam satu benang merah yang mempunyai pemahaman ke jalur yang sama pula.
Wilbur Schramm mengatakan bahwa komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan sekaligus sebagai encoder. Komunikasi massa ini men-decode lingkungan sekitar kita, mengawasi bahaya yang kemungkinan akan timbul, mengawasi terjadinya persetujuan, dan juga mengawasi efek dari hiburan. Komunikasi massa juga menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek yang ditimbulkan tersebut, lalu menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu setiap individu anggota masyarakat menikmati kehidupan. Dan komunikasi massa meng-encode pula pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan yang baru pada masyarakat lainnya. Peluang tersebut memungkinkan karena komunikasi massa ini mempunyai kemampuan memperluas pandangan, pendengaran dalam jarak yang tidak terbatas, juga melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas.
Membicarakan fungsi komunikasi massa ini, kita tidak akan terlepas dari fungsi media massa juga, karena keduanya saling kait mengkait. Massa dari komunikasi massa ini tidak akan terkumpul jika tanpa adanya media massa.
Sean MacBride dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek karangan Effendy fungsi- fungsi komunikasi massa sebagai berikut :

1.                 Informasi
2.                 Sosialisasi
3.                 Motivasi
4.                 Perdebatan dan diskusi
5.                 Pendidikan
6.                 Memajukan kebudayaan
7.                 Integrasi. (2006:27-28)

Informasi diperoleh dengan tahapan mulai dari pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.
Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.
Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.
Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.
Dari beberapa fungsi yang telah dijelaskan diatas, dapat kita lihat bahwa fungsi-fungsi yang disebutkan itu tidak berbeda jauh dengan fungsi yang dimilik juga oleh media massa. Karena, kita lihat kembali saja mengenai pengertian komunikasi massa yang sudah dijelaskan sebelumnya. Komunikasi massa tidak dapat disebut sebagai komunikasi massa jika tidak menggunakan media massa sebagai salurannya. Dan itu dapat dijadikan bukti bahwa komunikasi massa dengan media massa mempunyai keterkaitan yang kuat, dikarenakan mempunyai fungsi yang sama pula.

HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA

Berikut ini adalah beberapa macam hambatan yang mungkin saja terjadi dalam komunikasi massa.
a.     Hambatan Interaksi Verbal
1.     Orientasi Intensional
Orientasi intensional merupakan sebuah perilaku dalam interaksi verbal dengan kecenderungan melihat ciri fisik yang menonjol dari diri individu. Orientasi intensional ini tentu saja bisa menjadikan penyampaian dalam komunikasi massa menjadi kurang efektif.
2.     Polarisasi
Polarisasi merupaan kecenderungan di dalam interaksi verbal untuk mengelompokkan individu, objek atau situasi tertentu ke dalam lawan kata yang ekstrim. Seperti misalnya baik menjadi buruk, sehat menjadi sakit dan lain sebagainya. Perubahan makna yang bergeser sangat drastis ini bisa berdampak pada proses komunikasi efektif.
3.     Indiskriminasi
Indiskriminasi merupakan bentuk “pemukulan rata” terhadap semua individu berdasarkan latar belakang yang dimiliki. Sikap ini tentu akan menimbulkan penilaian-penilaian tertentu bahkan sebelum komunikasi massa itu berlangsung. Indiskriminasi adalah hambatan yang sering terjadi dalam komunikasi massa.
4.     Evaluasi Stasis
Evaluasi stasis bisa digambarkan dengan kondisi dimana pada saat seorang komunikator memberikan informasi dan dianggap tidak menarik oleh komunikan, maka seterusnya komunikan tidak akan memberikan perhatian lebih dalam interaksi tersebut. Ini adalah hambatan interaksi verbal dalam komunikasi massa yang bisa kita perhatikan ketika kita merasa jenuh dengan komunikasi yang terjadi.
5.     Stereotipe
Hasil dari indiskriminasi adalah stereotipe. Sebenarnya stereotipe mungkin menjadi penyebab terjadinya indiskiriminasi. Namun kedua hal ini sebenarnya mirip-mirip, hanya ada perbedaan timing saja di antara keduanya.
6.     Labeling
Labeling juga akan terjadi manakala seseorang menganggap sesuatu yang buruk dimiliki oleh orang lain. Apa pun yang ia sampaikan kemudian akan ditolak karena sudah dicap sebagai sesuatu yang tidak berguna terlebih dahulu.
7.     Penilaian Pribadi
Penilaian pribadi sebenarnya merupakan hambatan interaksi yang lebih menonjolkan sikap judgemental. Seseorang akan memberikan penilaiannya sendiri terhadap individu lain tanpa memperhatikan aspek positif yang dimiliki oleh orang tersebut.
8.     Sikap Meremehkan
Karena adanya penilaian pribadi, seseorang bisa menganggap remeh orang lain. Manakala ini terjadi, maka interaksi yang terjadi kemudian akan berlangsung secara satu arah saja. Hubungan timbal balik tidak terjadi dan komunikasi dianggap sambil lalu saja.
9.     Sikap Kurang Objektif
Sikap yang kurang objektif merupakan akibat dari penilaian pribadi lainnya. Saat kita mendengar pendapat orang lain, kita harus bisa mempertahankan sikap netral dan memandang hal tersebut dari banyak sisi. Kecenderungan melihat pendapat dari satu sisi saja akan menimbulkan sikap yang tidak objektif.
10.                        Bias Informasi
Informasi yang simpang siur juga merupakan hambatan yang seringkali terjadi. Umumnya karena adanya hambatan dalam penyampaian secara verbal. Oleh karenanya, penggunaan sarana dan prasarana juga perlu diperhatikan untuk menunjang komunikasi massa yang efektif.
Demikian penjelasan mengenai hambatan interaksi verbal yang bisa ditemukan dalam komunikasi massa. Kita bisa memahami bahwa hambatan interaksi verbal dalam komunikasi massa ini memang patut untuk dihindari supaya pesan dan informasi yang akan disampaikan bisa diterima dengan baik.

 

b.    Hambatan Psikoligis

1.     Prasangka
Prasangka bisa terbentuk akibat perasaan yang tidak percaya dalam diri seseorang. Dalam komunikasi massa, ini bisa saja terjadi terutama bila seseorang sudah memiliki pengalaman buruk sebelumnya dan situasi saat ini sepertinya sangat familiar dengan yang pernah ia hadapi. Akibatnya akan muncul prasangka dan menghambat terjadinya proses komunikasi massa.
2.     Kesalahan Persepsi
Persepsi adalah bagian dari aspek psikologi yang seringkali menyebabkan hambatan dalam komunikasi. Hampir mirip dengan prasangka, persepsi ini terbentuk karena penerimaan seseorang terhadap situasi atau objek yang ia hadapi melalui panca inderanya. Kesalahan persepsi, seperti misalnya kesalahan melihat atau kesalahan dalam mendengar menjadikan komunikasi massa terhambat.
3.     Stereotip
Stereotip bisa dijelaskan sebagai penilaian tertentu dari seseorang terhadap sifat dan watak pribadi orang lain dengan corak yang negatif. Artinya, bahkan sebelum komunikasi terjadi pun saat seseorang sudah memiliki stereotip maka komunikasi tersebut bisa sangat terganggu. Tak heran bila kita harus menghindari untuk memiliki stereotip tertentu—walaupun kenyataannya sulit.
4.     Motivasi
Motivasi adalah hambatan psikologis dalam komunikasi massa yang juga sangat berpengaruh dalam komunikasi massa. Seseorang pada saat tidak berminat pada suatu topik mungkin akan lebih abai dan tidak peduli dengan hal yang menarik ada di hadapannya. Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu.
5.     Kepentingan
Sedikit mirip dengan motivasi, setiap orang pasti memiliki kepentingan tertentu. Bila komunikasi massa tidak memiliki sebuah tujuan khusus yang bisa memenuhi kepentingan seseorang, maka bisa saja ia tidak tertarik sama sekali untuk terlibat. Bahkan informasi atau pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa bisa diabaikan begitu saja.
6.     Emosi Labil
Emosi yang labil cenderung bisa membuat seseorang berubah-ubah dengan keputusannya. Manakala ia terlibat dalam suatu komunikasi massa, ia tidak bisa menentukan sikap. Akibatnya, informasi yang ada menjadi simpang siur dan komunikasi yang berlangsung menjadi kurang bermakna.
7.     Hilang Rasional
Seseorang yang tidak mampu berpikir dengan menggunakan rasional juga cenderung bisa memperkeruh arus informasi dalam komunikasi massa. Kebenaran sebuah informasi menjadi goyah karena rasional tidak digunakan di dalamnya. Oleh karena itu, kita harus mengedepankan penggunaan data yang valid dan akurat sehingga informasi yang ada juga tetap logis.
8.     Dominasi Ego
Dominasi ego seseorang merupakan cara seseorang dalam mengukuhkan apa yang menjadi pendapatnya. Ia tidak peduli dengan informasi lain selama itu bertentangan dengan pendapatnya, ia akan menentangnya. Tentu saja ini bisa menimbulkan hambatan tersendiri, dimana efek komunikasi massa tidak bisa diterima dengan baik.


c.      Hambatan Sosiokultural

1.     Perbedaan Etnik
Perbedaan etnik jelas menjadi salah satu faktor penghambat bila komunikasi massa tidak memperhatikan akan hal ini. Isu-isu terkait dengan rasisme seringkali muncul akibat komunikator yang abai akan hal ini.
2.     Perbedan Norma Sosial
Setiap masyarakat pasti sudah memiliki perangkat norma sosial yang ada. Jika dalam komunikasi massa norma sosial ini tidak diperhatikan, bisa dipastikan informasi tersebut gagal untuk diterima dengan baik. Informasi yang akan disampaikan semestinya bisa memperhatikan norma sosial yang berlaku sehingga lebih mudah untuk diterima.
3.     Hambatan Semantik
Hambatan semantik merupakan faktor penghambat yang lebih cenderung pada masalah kebahasaan. Ini tentu saja sudah menjadi hal yang cukup jelas, dimana jika seseorang tidak begitu familiar dengan bahasa asing dalam komunikasi massa yang ada, tentu informasi tidak bisa diterima dengan baik.
4.     Pendidikan yang Tidak Merata
Faktor selanjutnya yang menjadi hambatan sosio kultural dalam komunikasi massa adalah pendidikan yang tidak merata. Tingkat pendidikan, bagaimanapun juga akan berpengaruh dalam proses penerimaan informasi. Komunikator hendaknya mengetahui latar belakang pendidikan sebagai bekal untuk pendekatan dalam menyebar informasi.
5.     Hambatan Mekanis
Hambatan mekanis adalah hambatan secara teknis dari penggunaan media massa. Sebagai contoh, bila terjadi gangguan frekuensi maka penayangan media massa mungkin akan menjadi terganggu. Ini berkaitan pula dengan faktor wilayah yang ada di suatu kelompok masyarakat.

6.     Penggunaan Bahasa yang Kurang Efektif
Penggunaan bahasa yang kurang efektif sebenarnya bagian dari hambatan semantik. Namun secara lebih spesifik, dalam faktor penghambat ini bahasa sebenarnya sudah menyesuaikan dengan bahasa yang dimengerti komunikan. Hanya saja penggunaannya masih menggunakan makna ganda yang seringkali menimbulkan kesalahan persepsi.
7.     Perbedaan Bahasa
Perbedaan bahasa jelas mutlak menjadi faktor penghambat yang sebenarnya paling mudah untuk dihindari. Tidak mungkin suatu media memaparkan informasi dalam bahasa yang berbeda dengan bahasa komunikan. Setidaknya harus ada fungsi penerjemah di dalamnya.
8.     Perbedaan Budaya
Perbedaan budaya juga ada kaitannya dengan latar belakang suatu kelompok. Komunikator harus bisa menjadi lebih peka budaya terhadap informasi yang akan disampaikan. Ini penting terutama untuk melakukan pendekatan-pendekatan tertentu di dalam komunikasi massa.
9.     Pola Penyebaran Informasi
Penyebaran informasi yang kurang merata akibat pola komunikasi yang sebelumnya sudah terbentuk dalam suatu kelompok juga menjadi salah satu faktor penghambat. Untuk mengatasinya, komunikator perlu mengidentifikasi pola apa yang sudah ada dan tinggal beradaptasi untuk menerapkannya.
10.                        Kesalahan Persepsi
Kesalahan persepsi terjadi bila tidak ada klarifikasi dalam sebuah proses komunikasi. Isu sensitif bisa menjadi hal yang sangat besar dan memicu perselisihan bila adanya kesalahan persepsi ini.
Tentu dengan kita mengetahui beragam faktor penghambat tersebut, harapannya komunikasi massa bisa berjalan dengan lebih baik.

                                           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar