HAMBATAN DALAM
KOMUNIKASI MASSA
2.1 Komunikasi
Dalam arti atau definisi singkatnya komunikasi hanya lah
proses penyampaian pesan kepada orang lain saja. Tetapi jika kita melihat dari definisi
yang dibuat oleh para ahli, komunikasi ini dapat kita simpulkan definisi
lengkapnya yaitu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan
dengan menggunakan media atau saluran sehingga jika tersampaikan dengan tepat
sasaran akan menghasilkan efek atau feedback
tertentu.
Pesan
(message) itu bisa berupa informasi,
pemberitahuan, keterangan, ajakan, imbauan, bahkan provokasi atau hasutan. Kata
kunci dalam komunikasi adalah pesan itu. Dari pesan itulah sebuah proses
komunikasi dimulai. Komunikasi terjadi karena ada pesan yang ingin atau harus
disampaikan kepada pihak lain.
Komunikasi berakar kata Latin, ” comunicare”,
artinya "to make common"
membuat kesamaan pengertian, kesamaan persepsi. Akar kata Latin lainnya “communis” atau “communicatus” atau “common”
dalam bahasa Inggris yang berarti “sama”, kesamaan makna (commonness). Ada juga akar kata Latin ”communico” yang artinya membagi. Maksud membagi disini adalah
berupa gagasan, ide, atau pikiran. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1995) mengartikan komunikasi sebagai “pengiriman
dan pemerimaan pesan atau berita antara dua,
orang atau lebih
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami”. Jadi, definisi komunikasi
mempunyai berbagai unsur seperti komunikator, komunikan, media, efek, dan yang
paling utama yaitu pesannya.
Definisi
Lasswell dianggap paling lengkap karena sekaligus menggambarkan proses dan
elemen komunikasi, yakni komunikator (who),
pesan (what), media atau sarana (channel), komunikan (whom), dan pengaruh atau akibat (effect).
2.1.1 Unsur – Unsur Komunikasi
Dari definisi komunikasi yang telah di jabarkan di
atas menyatakan bahwa komunikasi tidak akan berlangsung bila hanya ada
seseorang komunikator tanpa ada pesan yang ingin disampaikan kepada komunikan,
tetapi harus ada pesan yang di sampaikan kepada komunikan dan juga unsur –
unsur pendukung seperti yang di ungkapkan Effendy
dalam bukunya Dinamika Komunikasi
menyatakan komponen komunikasi sebagai berikut :
1.
Komunikator
2.
Pesan
3.
Komunikan
4.
Media
5.
Efek (2000:6)
Berdasarkan
pernyataan mengenai komponen komunikasi diatas menyatakan bahwa komunikasi yang
efektif akan terjadi apabila ada seorang komunikator yang menyampaikan sebuah
pesan atau maksud tertentu kepada komunikan melalui sebuah media tertentu dan
menghasilkan efek dari komunikan.
Dalam
kegiatan komunikasi tentu tidak menjamin
berjalan lancar terkadang terdapat noisy
atau hambatan – hambatan komunikasi baik dari komunikator maupun dari
komunikan.
Hambatan
– hambatan komunikasi yang dialami komunikator dalam upaya mengefektifkan
kegiatan komunikasi, seperti yang di utarakan Effendy dalam bukunya Ilmu
Teori dan Filsafat Komunikasi sebagai berikut :
1.
Gangguan
-
Gangguan mekanik
-
Gangguan semantik
2.
Kepentingan
3.
Motivasi terpendam
4.
Prasangka (2003:45)
Berdasarkan
definisi di atas menunjukkan bahwa komunikasi bukan lah hal yang mudah,
komunikasi juga tidak terlepas dari hambatan – hambatan yang menjadikan
komunikasi tidak efektif dan peran yang ingin di sampaikan tertunda
2.1.2
Proses
Komunikasi
Dalam
sebuah komunikasi itu harus ada prosesnya terlebih dahulu, Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek menjelaskan bahwa proses
komunikasi terbagi menjadi dua tahap:
1.
Secara
primer,
yaitu proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang itu sendiri adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan
lain sebagainya. Yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau
perasaan komunikator kepada komunikan.
2.
Secara
sekunder,
yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam
melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat
yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Dengan demikian, proses komunikasi
secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media
massa (mass media) dan media nirmassa atau non massa. (2005:1)
Proses dalam
komunikasi
diantara keduanya dapat dikatakan berhasil apabila terjadi kesamaan makna.
Sebaliknya, komunikasi menjadi gagal jika keduanya tidak memiliki kesamaan
makna atas apa yang dipertukarkan atau dikomunikasikan.
2.1.3
Hambatan
Komunikasi
Komunikasi
merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator ke pihak lain. Dalam
proses komunikasi pasti terdapat hambatan-hambatan didalamnya Effendy dalam bukunya “ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi” mengungkapkan
hambatan-hambatannya sebagai berikut:
1.
Gangguan
Ada
dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat
diklarifikasikan sebagai gangguan mekanik dan sematic.
-
Gangguan
mekanik (Mechanical, channel noise)
Yang
dimaksud dengan gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran
kegaduhan yang bersifat fisik.
-
Gangguan
sematik (sematik noise)
Gangguan
sejenis ini berkaitan dengan pesan komunikasinnya pengertiannya menjadi rusak.
Gangguan sematik tersaring kedalam pesan melalui penggunaan bahasa.
2.
Kepentingan
Kepentingan
akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau mengahayati suatu pesan.
Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan yang ada
kepentingan
3.
Motivasi
terpendam .
Motivation
atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan
keinginan kebutuhan dan kekurangannya.
4.
Prasangka
Prejudice
atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi sesuatu
kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah
bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi.
(2003:45-49)
Hambatan
dalam berkomunikasi akan mengakibatkan komunikasi yang tidak efektif. Pada
dasarnya, hambatan-hambatan tersebut terjadi karena diri dan lingkungan sekitar.
2.2
Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi dapat dipahami sebagai
proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan
menggunakan sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima
pesan.
Komunikasi massa yaitu ringkasan dari
komunikasi yang dilakukan melalaui media massa atau communicating with media, atau pun komunikasi kepada khalayak
menggunakan sarana media yang digunakan.
Effendy dalam
bukunya Ilmu,
Teori
dan Filsafat
Komunikasi
komunikasi massa adalah:
Komunikasi
massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar
yang memiliki sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan
kepada umum, dan film yang dipertunjukan digedung-gedung bioskop. (2003:79)
Dalam pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi massa mempunyai
kekuatan untuk mempengaruhi publik, karena media sebagai alat yang dipakai untuk menyampaikan informasi tersebut, di
sebarluaskan kepada khalayak sehingga media mempunyai tanggung jawab serta
peran penting dalam membentuk prilaku masyarakat. Sesuai dengan apa yang telah disebutkan, komunikasi
massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa kepada
khalayak banyak. Jadi, walaupun ada komunikasi yang berlangsung dan
menyampaikan pesan kepada khalayak banyak, tetapi tidak menggunakan media atau
sarana massa, itu bukan lah termasuk komunikasi massa
Media yang digunakan dalam komunikasi terbagi dalam
beberapa bagian, yang sering kita dengar adalah media cetak dan media
elektronik, lalu ada perdebatan mengenai hadirnya internet, ada yang
menyebutkan internet termasuk media massa, ada pula yang menyebutkan bahwa
internet bukan lah media massa tetapi jika dilihat dari karakteristiknya
internet merupakan gabungan antara media cetak dan media elektronik. Media
cetak berupa surat kabar, majalah, tabloid, sedangkan media elektronik adalah
radio dan televisi, ada pula media film yang disebut termasuk dalam media massa
pula.
Komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh
ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner dalam buku Komunikasi
Massa karangan Elvinaro, Lukiati Komala, dan Siti Karlina, mengatakan bahwa: “Massa
communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most
broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”.
(2007:3)
Artinya
komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan
lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam
masyarakat industri. Dari definisi yang dibuat oleh Gerbner ini menggambarkan
jika komunikasi massa itu menghasilkan sebuah produk berupa pesan-pesan
komunikasi. Hasil atau produk komunikasi massa ini disebarkan kepada khalayak
luas secara terus-menerus dalam jangka waktu tetap, misalnya harian, mingguan,
dan bulanan.
Sedangkan
menurut Wright menjelaskan mengenai
karakteristik komunikasi massa. Menurut Wright, bentuk baru komunikasi dapat
dibedakan dari corak – corak yang lama karena memiliki karakteristik utama
yaitu diarahkan pada khalayak yang relatif
besar, heterogen dan anonim, pesan disampaikan secara
terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak,
bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi
yang kompleks yang melibatkan biaya besar.
Definisi
Wright mengemukakan karakteristik
komunikan secara khusus, yaitu anonim
dan heterogen. Ia juga menyebutkan
pesan diterima komunikan secara serentak (simultan) pada waktu yang sama, serta sekilas (khusus untuk
media elektronik, seperti radio siaran dan televisi).
Seperti
halnya Gebner yang mengemukakan bahwa
komunikasi massa itu akan melibatkan lembaga, maka Wright secara khusus mengemukakan bahwa komunikator bergerak dalam
organisasi yang kompleks. Organisasi yang kompleks itu menyangkut berbagai
pihak yang terlibat dalam proses komunikasi massa, mulai dari menyusun pesan
sampai pesan diterima oleh komunikan.
2.2.1 Karakteristik
Komunikasi Massa
Dari
berbagai definisi yang sudah dikemukakan oleh para ahli mengenai komunikasi
massa, jika kita lihat mengandung suatu prinsip dan makna yang sama, bahkan
dari definisi ke definisi lainnya satu sama lain saling melengkapi.
Komunikasi massa jelas
berbeda dengan komunikasi antarpersonal atau pun dengan komunikasi kelompok.
Perbedaannya tersebut terletak pada komponen-komponen yang terdapat dalam
komunikasi massa, dan juga proses terjadinya komunikasi massa tersebut. Untuk
lebih dapat memahami perbedaan tersebut, berikut ini merupakan karakteristik
komunikasi massa yang terdapat dalam buku Elvinaro,
Lukiati Komala, dan Siti
Karlina yang berjudul Suatu Pengantar Komunikasi
Massa, yaitu:
1.
Komunikator
Terlembaga
2.
Pesan Bersifat Umum
3.
Komunikan Anonim dan
Heterogen
4.
Pesan Serempak
5.
Mengutamakan Isi Ketimbang
Hubungan
6.
Bersifat Satu Arah
7.
Stimulasi Alat Indera
yang Terbatas
8. Umpan Balik Tertunda (Delayed)
dan Tidak Langsung (Indirect). (2007:6)
Ciri yang pertama ini yaitu
komunikator dari komunikasi massa adalah terlembaga. Menurut Wright komunikasi massa yaitu komunikatornya bergerak
dalam organisasi yang kompleks, dilihat dari proses komunikasi massa itu
berlangsung, dimulai dari proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan
tersebut diterima oleh komunikan.
Proses penyampaian pesan melalui media
cetak surat kabar, akan mempunyai urutan penyampaian pesan seperti ini :
komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginannya atau
atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya pesan tersebut
diperiksa oleh penanggung jawab rubrik. Dari penanggung jawab rubrik diserahkan
kepada redaksi untuk diperiksa layak tidaknya pesan itu untuk dimuat dengan
pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu.
Ketika sudah layak pesan dibuat settingnya, lalu diperiksa oleh korektor,
disusun oleh layout man agar komposisinya bagus, dibuat plate, kemudian masuk
ke mesin cetak. Tahap terakhir setelah dicetak merupakan tugas bagian
distribusi untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada
pembacanya.
Apabila media komunikasi yang digunakan adalah media
televisi, tentu akan banyak lagi melibatkan orang, seperti juru kamera, juru
lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager dan lain-lain. Selain itu,
peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar.
Komunikasi massa mempunyai
sifat umum, yang artinya bahwa komunikasi massa tersebut diperuntukan tidak
hanya untuk sekelompok orang tertentu tetapi ditujukan untuk semua orang atau
semua khalayak. Oleh karena itu, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan
komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini. Namun, tidak semua
fakta atau peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat dalam media
massa. Pesannya harus dikemas dalam bentuk apapun, sehingga memenuhi kriteria
penting atau menarik, atau pun penting sekaligus menarik minat sebagian besar
komunikan. Sehingga dengan demikian, kriteria pesan
yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yaitu bagi sebagian
besar komunikan.
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan
heterogen. Jika kita lihat pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan
mengenal komunikannya, dan mengetahui identitasnya seperti nama, pendidikan,
pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya.
Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikatornya tidak mengenal komunikan, itu
lah yang disebut komunikan anonim, alasannya karena komunikasinya berlangsung
hanya menggunakan menggunakan media dan tidak tatap muka. Selain anonim, komunikan
komunikasi massa juga heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latarbelakang budaya, agama dan tingkat
ekonomi.
Komunikasi massa mempunyai kelebihan
dibanding dengan komunikasi lainnya, terletak pada sasaran yang dituju atau
khalayak yang ditujunya relatif berjumlah banyak dan tidak terbatas. Dan
komunikannya dapat memperoleh pesan tersebut secara serempak dan isi pesan yang
diterimanya sama.
Keserempakan media massa sebagai
keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari
komunikatornya, dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan
terpisah. Contohnya pada siaran radio, khalayak yang mendengarkan pesan
tersebut dapat mendapatkan pesan saat sedang berada dimana pun, seperti orang A
sedang mendengarkan siaran radio tersebut di kampus, sedangkan orang B
mendengarkan siaran radio yang sama, tetapi ia sedang berada di mobilnya. Orang
A dan B menerima pesan yang sama walaupun mereka berada pada tempat yang
berbeda.
Setiap komunikasi melibatkan
unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Dalam komunikasi antarpersonal, unsur
hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa, yang penting adalah
isi. Pada komunikasi antarpersonal, pesan yang disampaikan atau topik yang
dibicarakan tidak perlu menggunakan sistematika tertentu. Dalam komunukasi
massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan
disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
Dimensi isi menunjukan
muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi
hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan
bagaimana hubungan para peserta komunikasi tersebut.
Telah kita ketahui komunikasi massa itu
adalah proses komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Otomatis
komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan komunikasi secara langsung,
atau kontak langsung satu sama lainnya karena adanya saran komunikasi massa.
Ini merupakan kelemahan yang dimiliki oleh komunikasi massa yaitu komunikator
dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif
menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya
tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi
antarpesonal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
Contohnya jika kita mendengarkan radio, ada perkataan dari penyiar yang kurang
kita pahami, disitu lah kita sebagai komunikan tidak dapat meminta penyiar
tersebut menjelaskan kata apa yang menjadi ketidak pahaman kita. Komunikan
dalam komunikasi massa harus menerima pesan tersebut dengan apa adanya seperti
yang telah diberikan oleh komunikator tersebut.
Karakteristik komunikasi massa selanjutnya
ini adalah mengenai stimulasi alat indera yang terbatas. Karakteristik ini juga
yang menjadi kelemahan dari komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi
antarpersonal. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada
jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada
siaran radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada
media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat
indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara
maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan
mungkin merasa.
Umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun.
Komunikasi antarpersonal, komunikasi organisasi atau kelompok, dan juga
komunikasi massa membutuhkan feedback atau umpan balik ini agar efektivitas
komunikasinya dapat kita ihat.
Dalam komunikasi massa umpan balik tersebut
tertunda dan bersifat tidak langsung, karena si komunikator tidak langsung
dapat mengetahui reaksi dari pesan yang
disampaikan pada komunikannya. Contohnya adanya kuis dalam suatu program radio,
disitu penyiar memberitahukan pertanyaannya, dan pendengar tidak dapat langsung
jawab secara verbal kepada si penyiar, tetapi melalui telepon, atau akun media
sosial dari radio tersebut.
2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Sebelumnya kita telah membahas mengenai
definisi dan karakteristik dari komunikasi massa. Sebagaimananya definisi dan
karakteristik komunikasi massa yang mempunyai pengertian berbeda dari para
setiap ahlinya, fungsi komunikasi massa ini pun sama, tetapi pengertian dari
para ahli tersebut walaupun berbeda, tetap berada dalam satu benang merah yang
mempunyai pemahaman ke jalur yang sama pula.
Wilbur Schramm mengatakan bahwa komunikasi
massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan sekaligus sebagai encoder. Komunikasi massa ini men-decode lingkungan sekitar kita,
mengawasi bahaya yang kemungkinan akan timbul, mengawasi terjadinya
persetujuan, dan juga mengawasi efek dari hiburan. Komunikasi massa juga
menginterpretasikan hal-hal yang di-decode
sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek yang ditimbulkan tersebut,
lalu menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu setiap individu anggota
masyarakat menikmati kehidupan. Dan komunikasi massa meng-encode pula pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan
masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan yang baru pada masyarakat lainnya.
Peluang tersebut memungkinkan karena komunikasi massa ini mempunyai kemampuan
memperluas pandangan, pendengaran dalam jarak yang tidak terbatas, juga
melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas.
Membicarakan fungsi komunikasi massa ini,
kita tidak akan terlepas dari fungsi media massa juga, karena keduanya saling
kait mengkait. Massa dari komunikasi massa ini tidak akan terkumpul jika tanpa
adanya media massa.
Sean MacBride dalam buku Ilmu
Komunikasi Teori dan Praktek karangan Effendy fungsi- fungsi komunikasi
massa sebagai berikut :
1.
Informasi
2.
Sosialisasi
3.
Motivasi
4.
Perdebatan dan diskusi
5.
Pendidikan
6.
Memajukan kebudayaan
7.
Integrasi. (2006:27-28)
Informasi diperoleh dengan tahapan mulai dari pengumpulan, penyimpanan,
pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan
komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas
terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat
mengambil keputusan yang tepat.
Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan
orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang
menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam
masyarakat.
Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek
maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,
mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan
dikejar.
Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan
untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai
masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk
kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang
menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.
Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta
kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image)
dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan,
dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.
Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu
kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat
saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan
orang lain.
Dari beberapa fungsi yang telah dijelaskan diatas,
dapat kita lihat bahwa fungsi-fungsi yang disebutkan itu tidak berbeda jauh
dengan fungsi yang dimilik juga oleh media massa. Karena, kita lihat kembali
saja mengenai pengertian komunikasi massa yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Komunikasi massa tidak dapat disebut sebagai komunikasi massa jika tidak
menggunakan media massa sebagai salurannya. Dan itu dapat dijadikan bukti bahwa
komunikasi massa dengan media massa mempunyai keterkaitan yang kuat,
dikarenakan mempunyai fungsi yang sama pula.
HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA
Berikut ini adalah beberapa
macam hambatan yang mungkin saja terjadi dalam komunikasi massa.
a.
Hambatan Interaksi Verbal
1.
Orientasi Intensional
Orientasi intensional
merupakan sebuah perilaku dalam interaksi verbal dengan kecenderungan melihat
ciri fisik yang menonjol dari diri individu. Orientasi intensional ini tentu
saja bisa menjadikan penyampaian dalam komunikasi massa menjadi kurang efektif.
2.
Polarisasi
Polarisasi merupaan
kecenderungan di dalam interaksi verbal untuk mengelompokkan individu, objek
atau situasi tertentu ke dalam lawan kata yang ekstrim. Seperti misalnya baik
menjadi buruk, sehat menjadi sakit dan lain sebagainya. Perubahan makna yang
bergeser sangat drastis ini bisa berdampak pada proses komunikasi efektif.
3.
Indiskriminasi
Indiskriminasi merupakan
bentuk “pemukulan rata” terhadap semua individu berdasarkan latar belakang yang
dimiliki. Sikap ini tentu akan menimbulkan penilaian-penilaian tertentu bahkan
sebelum komunikasi massa itu berlangsung. Indiskriminasi adalah hambatan yang
sering terjadi dalam komunikasi massa.
4.
Evaluasi Stasis
Evaluasi stasis bisa
digambarkan dengan kondisi dimana pada saat seorang komunikator memberikan
informasi dan dianggap tidak menarik oleh komunikan, maka seterusnya komunikan
tidak akan memberikan perhatian lebih dalam interaksi tersebut. Ini adalah
hambatan interaksi verbal dalam komunikasi massa yang bisa kita perhatikan
ketika kita merasa jenuh dengan komunikasi yang terjadi.
5.
Stereotipe
Hasil dari indiskriminasi
adalah stereotipe. Sebenarnya stereotipe mungkin menjadi penyebab terjadinya
indiskiriminasi. Namun kedua hal ini sebenarnya mirip-mirip, hanya ada
perbedaan timing saja di antara keduanya.
6.
Labeling
Labeling juga akan terjadi
manakala seseorang menganggap sesuatu yang buruk dimiliki oleh orang lain. Apa
pun yang ia sampaikan kemudian akan ditolak karena sudah dicap sebagai sesuatu
yang tidak berguna terlebih dahulu.
7.
Penilaian Pribadi
Penilaian pribadi sebenarnya
merupakan hambatan interaksi yang lebih menonjolkan sikap judgemental.
Seseorang akan memberikan penilaiannya sendiri terhadap individu lain tanpa
memperhatikan aspek positif yang dimiliki oleh orang tersebut.
8.
Sikap Meremehkan
Karena adanya penilaian
pribadi, seseorang bisa menganggap remeh orang lain. Manakala ini terjadi, maka
interaksi yang terjadi kemudian akan berlangsung secara satu arah saja.
Hubungan timbal balik tidak terjadi dan komunikasi dianggap sambil lalu saja.
9.
Sikap Kurang Objektif
Sikap yang kurang objektif
merupakan akibat dari penilaian pribadi lainnya. Saat kita mendengar pendapat
orang lain, kita harus bisa mempertahankan sikap netral dan memandang hal
tersebut dari banyak sisi. Kecenderungan melihat pendapat dari satu sisi saja
akan menimbulkan sikap yang tidak objektif.
10.
Bias Informasi
Informasi yang simpang siur
juga merupakan hambatan yang seringkali terjadi. Umumnya karena adanya hambatan
dalam penyampaian secara verbal. Oleh karenanya, penggunaan sarana dan
prasarana juga perlu diperhatikan untuk menunjang komunikasi massa yang
efektif.
Demikian penjelasan mengenai
hambatan interaksi verbal yang bisa ditemukan dalam komunikasi massa. Kita bisa
memahami bahwa hambatan interaksi verbal dalam komunikasi massa ini memang
patut untuk dihindari supaya pesan dan informasi yang akan disampaikan bisa
diterima dengan baik.
b. Hambatan Psikoligis
1.
Prasangka
Prasangka bisa terbentuk
akibat perasaan yang tidak percaya dalam diri seseorang. Dalam komunikasi
massa, ini bisa saja terjadi terutama bila seseorang sudah memiliki pengalaman
buruk sebelumnya dan situasi saat ini sepertinya sangat familiar dengan yang
pernah ia hadapi. Akibatnya akan muncul prasangka dan menghambat terjadinya
proses komunikasi massa.
2.
Kesalahan Persepsi
Persepsi adalah bagian dari
aspek psikologi yang seringkali menyebabkan hambatan dalam komunikasi. Hampir
mirip dengan prasangka, persepsi ini terbentuk karena penerimaan seseorang
terhadap situasi atau objek yang ia hadapi melalui panca inderanya. Kesalahan
persepsi, seperti misalnya kesalahan melihat atau kesalahan dalam mendengar
menjadikan komunikasi massa terhambat.
3.
Stereotip
Stereotip bisa dijelaskan
sebagai penilaian tertentu dari seseorang terhadap sifat dan watak pribadi
orang lain dengan corak yang negatif. Artinya, bahkan sebelum komunikasi
terjadi pun saat seseorang sudah memiliki stereotip maka komunikasi tersebut
bisa sangat terganggu. Tak heran bila kita harus menghindari untuk memiliki
stereotip tertentu—walaupun kenyataannya sulit.
4.
Motivasi
Motivasi adalah hambatan
psikologis dalam komunikasi massa yang juga sangat berpengaruh dalam komunikasi
massa. Seseorang pada saat tidak berminat pada suatu topik mungkin akan lebih
abai dan tidak peduli dengan hal yang menarik ada di hadapannya. Motivasi
merupakan dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu.
5.
Kepentingan
Sedikit mirip dengan
motivasi, setiap orang pasti memiliki kepentingan tertentu. Bila komunikasi
massa tidak memiliki sebuah tujuan khusus yang bisa memenuhi kepentingan
seseorang, maka bisa saja ia tidak tertarik sama sekali untuk terlibat. Bahkan
informasi atau pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa bisa diabaikan
begitu saja.
6.
Emosi Labil
Emosi yang labil cenderung
bisa membuat seseorang berubah-ubah dengan keputusannya. Manakala ia terlibat
dalam suatu komunikasi massa, ia tidak bisa menentukan sikap. Akibatnya,
informasi yang ada menjadi simpang siur dan komunikasi yang berlangsung menjadi
kurang bermakna.
7.
Hilang Rasional
Seseorang yang tidak mampu
berpikir dengan menggunakan rasional juga cenderung bisa memperkeruh arus
informasi dalam komunikasi massa. Kebenaran sebuah informasi menjadi goyah
karena rasional tidak digunakan di dalamnya. Oleh karena itu, kita harus
mengedepankan penggunaan data yang valid dan akurat sehingga informasi yang ada
juga tetap logis.
8.
Dominasi Ego
Dominasi ego seseorang
merupakan cara seseorang dalam mengukuhkan apa yang menjadi pendapatnya. Ia
tidak peduli dengan informasi lain selama itu bertentangan dengan pendapatnya,
ia akan menentangnya. Tentu saja ini bisa menimbulkan hambatan tersendiri,
dimana efek
komunikasi massa tidak bisa diterima
dengan baik.
c. Hambatan Sosiokultural
1.
Perbedaan Etnik
Perbedaan etnik jelas
menjadi salah satu faktor penghambat bila komunikasi massa tidak memperhatikan
akan hal ini. Isu-isu terkait dengan rasisme seringkali muncul akibat
komunikator yang abai akan hal ini.
2.
Perbedan Norma Sosial
Setiap masyarakat pasti
sudah memiliki perangkat norma sosial yang ada. Jika dalam komunikasi massa
norma sosial ini tidak diperhatikan, bisa dipastikan informasi tersebut gagal
untuk diterima dengan baik. Informasi yang akan disampaikan semestinya bisa
memperhatikan norma sosial yang berlaku sehingga lebih mudah untuk diterima.
3.
Hambatan Semantik
Hambatan semantik merupakan
faktor penghambat yang lebih cenderung pada masalah kebahasaan. Ini tentu saja
sudah menjadi hal yang cukup jelas, dimana jika seseorang tidak begitu familiar
dengan bahasa asing dalam komunikasi massa yang ada, tentu informasi tidak bisa
diterima dengan baik.
4.
Pendidikan yang Tidak Merata
Faktor selanjutnya yang
menjadi hambatan sosio kultural dalam komunikasi massa adalah pendidikan yang
tidak merata. Tingkat pendidikan, bagaimanapun juga akan berpengaruh dalam
proses penerimaan informasi. Komunikator hendaknya mengetahui latar belakang
pendidikan sebagai bekal untuk pendekatan dalam menyebar informasi.
5.
Hambatan Mekanis
Hambatan mekanis adalah
hambatan secara teknis dari penggunaan media massa. Sebagai contoh, bila
terjadi gangguan frekuensi maka penayangan media massa mungkin akan menjadi
terganggu. Ini berkaitan pula dengan faktor wilayah yang ada di suatu kelompok
masyarakat.
6.
Penggunaan Bahasa yang
Kurang Efektif
Penggunaan bahasa yang
kurang efektif sebenarnya bagian dari hambatan semantik. Namun secara lebih
spesifik, dalam faktor penghambat ini bahasa sebenarnya sudah menyesuaikan
dengan bahasa yang dimengerti komunikan. Hanya saja penggunaannya masih
menggunakan makna ganda yang seringkali menimbulkan kesalahan persepsi.
7.
Perbedaan Bahasa
Perbedaan bahasa jelas
mutlak menjadi faktor penghambat yang sebenarnya paling mudah untuk dihindari.
Tidak mungkin suatu media memaparkan informasi dalam bahasa yang berbeda dengan
bahasa komunikan. Setidaknya harus ada fungsi penerjemah di dalamnya.
8.
Perbedaan Budaya
Perbedaan budaya juga ada
kaitannya dengan latar belakang suatu kelompok. Komunikator harus bisa menjadi
lebih peka budaya terhadap informasi yang akan disampaikan. Ini penting
terutama untuk melakukan pendekatan-pendekatan tertentu di dalam komunikasi
massa.
9.
Pola Penyebaran Informasi
Penyebaran informasi yang
kurang merata akibat pola komunikasi yang sebelumnya sudah terbentuk dalam
suatu kelompok juga menjadi salah satu faktor penghambat. Untuk mengatasinya,
komunikator perlu mengidentifikasi pola apa yang sudah ada dan tinggal
beradaptasi untuk menerapkannya.
10.
Kesalahan Persepsi
Kesalahan persepsi terjadi
bila tidak ada klarifikasi dalam sebuah proses komunikasi. Isu sensitif bisa
menjadi hal yang sangat besar dan memicu perselisihan bila adanya kesalahan
persepsi ini.
Tentu dengan kita mengetahui
beragam faktor penghambat tersebut, harapannya komunikasi massa bisa berjalan
dengan lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar