MAKALAH KOMUNIKASI POLITIK
“Karakteristik Gaya Komunikasi Presiden Jokowi Dalam Pengambilan
Kebijakan dalam Mengatasi Isu”
Dosen Pengajar: Kamarrudin Hasan, M.si
Disusun Oleh :
ANDRY RAMADHAN
1 5 0 2 4 0 0 0 2
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2019
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................... 1
DAFTAR
ISI................................................................................................................... 2
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................................ 5
2.1 Metode
dan Kajian Pustaka........................................................................................ 5
2.2 Gaya
Komunikasi........................................................................................................ 5
2.3 Kompetensi
Komunikasi............................................................................................. 5
2.4 Komunikasi
Internasional.............................................................................................6
Pembahasan dan Analisis................................................................................................7
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media
massa memunculkan berita tentang berbagai isu yang timbul dalam masyarakat,
termasuk yang berhubungan dengan gaya komunikasi Presiden Jokowi dalam
pengambilan kebijakannya. Kasus terdahulu, dimana para menterinya membuat
“gaduh politik” yang saling menyerang di didepan publik, membuat banyak
kalangan mempertanyakan koordinasi komunikasi Jokowi beserta jajarannya.
Selanjutnya peneliti menetapkan permasalahan yang diambil dalam penelitian,
yaitu : 1) Bagaimana karakteristik gaya komunikasi Jokowi dalam pengambilan
kebijakannya 2) Bagaimana kompetensi komunikasi yang dimiliki oleh Jokowi ?.
Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis
wacana makrostruktural. Populasi dalam penelitian ini adalah berita- berita
tentang komunikasi yang dilakukan Presiden Jokowi, dimana media yang digunakan
adalah mediaonline. Media online terpilih dalam pengambilan sampel adalah
News.detik.com dan Kompas.com yang merupakan penyedia berita terpopuler (versi
ALEXA per 18 Februari 2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik
gaya komunikasi Jokowi dalam pengambilan kebijakan secara umum adalah gaya
mengendalikan (controlling style).Berdasar
analisis terhadap komunikasi Jokowi dalam menyampaikan kebijakannya, Jokowi memiliki
kompetensi komunikasi yang meliputi aspek komitmen dan keyakinan, empati,
fleksibilitas, sensibilitas konsekuensi, dan kecakapan.
Komunikasi
terjadi jika seeorang (komunikan) mendapatkan pesan atau informasi yang
dilakukan oleh individu yang lain sedemikian hingga tingkah laku komunikan
menjadi terpengaruh oleh stimulus atau rangsangan yang diterimanya. Komunikasi
dapat dilakukan melalui media yang berbeda-beda. Komunikasi sendiri terdiri
dari komunikasi verbal yang berupa tulisan dan lisan, serta komunikasi
nonverbal, yaituterjadinya pertukaran pesan yang tanpa menggunakan lisan atau
ucapan, layaknya komunikasi yang memakai gerakan badan, sikap tubuh, vokal yang
tidak memiliki makna yang umum, tatapan mata, tampilan muka, dan faktor posisi.
Dengan bahasa yang lain dapat dikatakan konteks yang ada di sekitar komunikasi
yang tidak ada relevansinya dengan apa yang disampaikan melalui kata-kata
maupun tulisan. Saat ini di berbagai media massa muncul berita tentang
bagaimana berbagai isu timbul yang berhubungan dengan gaya komunikasi Presiden
Jokowi dalam pengambilan kebijakan, baik kebijakan dalam negeri ataupun luar
negeri, karena tampak ketidakharmonisan komunikasi khususnya dalam kabinet
Presiden Jokowi. Banyak pihak yang mengemukakan
pendapat bagaimana seharusnya Jokowi bersikap dalam komunikasinya.
Penelitian sebelumnya menemukan
bahwa orang memiliki perbedaan dalam gaya komunikasi dipengaruhi oleh budaya
yang berbeda (Sanchez-Burks et al., 2003). Indonesia sendiri terdiri dari
beragam suku, di mana juga akan mempengaruhi gaya komunikasi seseorang.
Berdasarkan perbedaan budaya ada istilah low-context
dan high-context. Gaya komunikasi yang eksplisit
adalah orang yang berbicara langsung menyatakan perasaan, niat, dan
keinginannya, sedangkan gaya komunikasi implisit adalah orang yang berbicara
secara lisan dengan kamuflase dan menyembunyikan niat sejatinya (Gudykunst et
al., 1988).Domain kompetensi komunikasi berada dalam kognitif manusia, namun
muncul dalam keterampilan seseorang dalam ekspresi komunikasi verbal dan
nonverbal, dan proses produk kognitif manusia ditunjukkan melalui penggunaan
keterampilan ini. Mekanisme pemrosesan internal
pesan komunikasi terjadi dalam kecerdasan kognitif sementara domain kognitif
mencakup perilaku komunikatif.
Sebuah studi tentang kompetensi komunikasi oleh
Choon (2004) menemukan bahwa kompetensi komunikasi memiliki tiga dimensi:
kepercayaan diri, citra diri, dan rasa hormat-relasional. Selanjutnya Lailawati
(2006) yang melihat gaya komunikasi orang Melayu berpendapat bahwa bagi orang
Melayu Malaysia, agama yang mereka anut akan membentuk komunikasi mereka. Asma
(1996) sebelumnya merekomendasikan bahwa para pemimpin Melayu diharapkan dapat
menjadi teladan perilaku mereka berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya
bawahan mereka, dalam upaya untuk memenangkan hati dan pikiran mereka. Dapat
dikatakan bahwa kelayakan kompetensi komunikasi berdasar pada kontekstual,
situasional, dan batasan budaya. Masalah perilaku komunikatif yang tepat
berbeda dari satu situasi dan situasi lainnya. Namun, seberapa baik seseorang
dapat menggunakan kemampuan dalam konteks atau situasi yang berbeda akan
mempengaruhi perilaku yang sesuai.
Saat ini dalam media massa muncul kabar tentang
bagaimana berbagai isu yang diangkat terkait dengan gaya komunikasi Presiden
Jokowi dalam pembuatan kebijakan, baik dalam kebijakan dalam negeri maupun luar
negeri, karena terlihat komunikasi tidak harmonis terutama di kabinet Presiden
Jokowi. Banyak dari mereka yang menyatakan pendapatnya bagaimana Jokowi harus
bersikap dalam komunikasinya. Berdasar pada berita – berita yang muncul maka
dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah ; (1) bagaimana karakteristik
gaya komunikasi Presiden Jokowi dalam pengambilan. (2) bagaimana kompetensi
komunikasi yang dimilki Presiden Jokowi. Dengan dilakukanya penelitian ini
diharapkan dapat diketahui bagaimana karakteristik gaya komunikasi Presiden Jokowi
dalam mengkomunikasikan kebijakannya, baik kebijakan dalam negeri maupun luar
negeri, serta mengetahui bagaimana kompetensi komunikasinya
PEMBAHASAN
Dalam cara berpikir yang kritis pemahaman tentang
wacana adalah bagaimana bahasa digunakan dalam praktek sosial. Pemahaman wacana
harus dipahami sebagai satu kesatuan dari tiga dimensi yang membahas tentang
wacana itu sendiri; wacana, teks, dan praktek sosial kultural (Jufri,2008:22).
Dimensi teks meliputi bahasa lisan dan tulisan, dimensi praktek wacana
berhubungan dengan bagaimana memproduksi dan intepretasi teks, dan dimensi
praktek sosial kultural berkaitan dengan perubahan aspek sosial kemasyarakatan,
kelembagaan, dan sistem budaya yang berlaku, ketiga hal tersebut turut
memberikan arah bagaimana bentuk dan pemaknaan dari suatu wacana.Analisis
wacana itu mengkaji hubungan bahasa dengan kontekspenggunaannya. Untuk memahami
sebuah wacana perlu diperhatikan semuaunsur yang terlibat dalam penggunaan
bahasa tersebut. (Arifin & Rani, 2000 : 14). Secara makrostruktural,
analisis wacana lebih menekankan pada gambaran umum darisusunan wacana itu
secara global untuk memahami teks secara keseluruhan.Disamping memperhatikan
keterkaitan antarepisode dan paragraf, jugadipertimbangkan bagaimanan latar
belakang dan pandangan kedepannya. Pendekatan makrostruktural mencakup konteks,
leksis, dan struktur tekstual,yang dimaksudkan konteks secara
makrostrukturaladalah konteks situasi dan budaya (Sumarlam, 2003 : 195).
2.1 Metode dan Kajian Pustaka
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan analisis wacana makrostruktural. Populasi dalam
penelitian ini adalah berita- berita tentang komunikasi yang dilakukan Presiden
Jokowi baik yang menyangkut kebijakan dalam negeri maupun luar negeri, dimana
media yang digunakan adalah media online. Pengambilan sampel menggunakan metode
judgement sampling, dengan sampel
terpilih yaitu berita yang diambil dari News.detik.com dan Kompas.com yang
merupakan dua peringkat pertama penyedia berita terpopuler (versi ALEXA per 18
Februari 2015). Pengambilan data dilakukan selama Januari-Februari 2017.
2.2 Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi (communication style) dapat dipahami sebagai serangkaian dari
bagaimana seseorang berperilaku dengan orang lain yang terspesialisasi
digunakan dalamsuatu situasi tertentu. Gaya dapat dipahami sebagai penggunaan
kata-kata atau verbal maupun nonverbal yang dapat berupa bahasa tubuh, vokalik,
penggunaan ruang, penggunaan waktu dan jarak (Widjaja,2000: 57).
Sedangkan gaya Komunikasi yang akan kita jadikan acuhan dalampenelitian ini
adalah sebagai berikut (Hariyana, 2009:14-18) : 1) The Controlling Style,
komunikator memiliki kecenderungan berkomunikasi dengan sifat mengendalikan, dengan
maksud untuk mengatur pikiran, tangggapan, dan perilaku orang lain. 2) The Equalitarian Style, komunikator
berkomunikasi secara terbuka sehingga terjadi interaksi dua arah antara
pengirim dan penerima pesan, gaya komunikasi ini ditandai adanya landasan
kesamaan. 3) The Structuring Style,komunikator menyampaikan pesan
dengan maksud sesuatu yang sudah terstruktur bisa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada. 4) The Dynamic Style, komunikator menyampaikan pesan agar sesuatu hal bisa
dikerjakan lebih efektif dan cepat. 5) The
Relinguishing Style, komunikator menyampaikan pesan kepada penerima pesan yang
memiliki pengetahuan yang luas
sehingga komunikator bisa menerima gagasan atau umpan balik yang diterima. 6) The Withdrawal Style, komunikator memiliki masalah atau kesulitan dalam
berkomunikasi antar pribadi, sehingga cenderung tidak mau untuk berkomunikasi.
2.3 Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan seseorang
dalam menyampaikan pesan dan menunjukkan bagaimanan tujuan akan dicapai,dimana
komunikasi tersebut disampaikan kepada khalayak (Rowley, 1999). Komunikator
berusahamenselaraskankan komunikasi yang terjadi sehingga mendapatkaninteraksi
komunikasi yang produktif, mulus, dan akan menyenangkan. Kompetensi ini
merupakan kemampuan dan cara bersikap yang perlu dimiliki, meliputi: (1)
Keyakinan serta komitmen (Good faith and commitment), (2) Empathy: kemampuan
yang dimiliki untuk dapat memahami situasi dari cara pandang orang lain. (3)
Flexibility: kemampuan komunikator untuk menyesuaikan danmengembangkan berbagai
kemampuan komunikasi. (4) Sensitivitas untuk konsekuensi : pemilihan komunikasi
kemungkinan memberikan keberhasilanpada suatu kondisi tertentu dan
ketidakberhasilan dalam kondisi yang berbeda. Berdasar penelitian sebelumnya,
kompetensi komunikasi akan mendapatkan kecakapan yang lebih baikjika dapat
menangani gangguan yang ada dengan menggunakan bermacam keterampilan mengatasi
situasi yang rumit. (5) Adeptness: dengan pengalaman yang kita miliki, kita
akan lebih memilki kecakapan. Efektifitas komunikasi sebagian dihubungkan
dengan bagaimana kita meresponnya secara spontan. Dapat
mengintegrasikan pilihan-kata, waktu, ritma, dan
penekanan dengan baik dan dilakukan secara natural, maka keterampilan
komunikasi akan didapatkan.
2.4 Komunikasi Internasional
Komunikasi
internasional merupakan bidang ilmu yang memfokuskan kajiannya pada proses
aliran informasi dan data secara keseluruhan yang melintasi batas antar negara.
Yang menjadi kajian telaah tidak hanya arus informasi dan data, juga melihat
bagaimana struktur arus yang dihasilkan, personal yang ikut di dalamnya,
penggunaan sarana, efek yang terjadi, serta dasar motivasi yang menjadi acuan.
Pendekatannya bersifat makro, dengan unit analisanya adalah aktor-aktor yang
bersifat non-individual, dan kajiannya berkaitan dengan wilayah kajian ilmu
hubungan internasional dan juga ilmuekonomi politik internasional. Kajian komunikasi internasional lebih
melihat interaksi dipengaruhi oleh kepentingan negara yang melahirkan
kebijaksanaan untuk memenuhi kepentingan tersebut. Selanjutnya bentuk
komunikasi yang dilakukan antar bangsa lebih mengarah kepada hubungan yang
bersifat politik yang nantinya dikembangkan ke hubungan di bidang lainnya.
Mengkaji komunikasi internasional dapat dimudahkan dengan membaginya dalam tiga
perspektif yaitu perspektif, jurnalistik, diplomatik, dan propagandistik.
Pembahasan dan Analisis
Berdasar analisis berita-berita
tentang Jokowi di News.detik.com dan
Kompas.com diperoleh hasil
sebagai berikut :
1)
Isu Status hukum Ahok
Berdasar berita
detikNews selasa 14 Februari
2017 dengan judul
“Jokowi Perintahkan
Mendagri Konsultasi ke MA Soal Status Ahok”. "Oleh Pak Jokowi (Mendagri)
diperintah untuk konsultasi ke MA. Besok
pagi pak Menteri akan konsultasi dengan MA sebelum menghadiri ratas dengan
presiden RI," kata Kapuspen Kemendagri, Dodi Riyatmadji. Dalam berita ini
tidak dicantumkan pernyataan Jokowi secara langsung.
2)
Isu penyadapan telepon SBY
Berdasar
berita detikNews rabu 1 Februari 2017 dengan judul ”Seskab: Pemerintah Tak
Pernah
Instruksikan Penyadapan SBY”, pemerintah dalam hal ini presiden Jokowi
melalui Sekretaris kabinet Pramono Anung menyatakan, bahwa yang jelas dalam isu tersebut tidak pernah ada instruksi atau permintaan penyadapan yang ditujukan kepada
SBY. Topik kasus ini juga diangkat oleh kompas.com
pada tanggal 9 Februari 2017 dengan judul “SBY Bertanya, Jokowi Menjawab...”. Jokowi di sela sela perjalanannya di pusat perbelanjaan yang banyak dikunjungi masyarakat
di Kota Ambon sempat memberi pernyataan dengan sambil bergurau, menurut Jokowi semua
sekarang ditanyakan kepada Kapolri dan Presiden. Begitu banyak pertanyaan yang
menyangkut segala hal. Selanjutnya Jokowi mempertanyakan kepada siapa dia bisa
bertanya. Pernyataan lanjutannya, Jokowi menyatakan akan lebih baik jika hal-hal yang berhubungan dengan
masalah negara di bicarakan atau dimusyawarahkan dalam forum tertentu yang
kemudian dicarikan penyelesaiannya dan masyarakat mengetahui hasilnya, cara
seperti itu akan lebih baik.
3)
Isu tertangkapnya Hakim Mahkamah Konstitusi oleh KPK
Berdasar
berita detikNews selasa 31 Januari 2017 dengan judul “Jokowi Ingin Pansel MK
Terbuka agar Kasus Patrialis Tak Terulang” , Sekretaris kabinet Pramono
Anung atas nama pemerintah menyatakan bahwa Presiden
Jokowi ingin agar proses pemilihan hakim konstitusi
pengganti Patrialis Akbar, yang tertangkap tangan oleh KPK, dilakukan secara
terbuka. Topik kasus ini juga diangkat oleh
kompas.com pada tanggal 28 Januari 2017 dengan judul yang agak provokatif yang dipilih oleh
penulis “Tidak seperti SBY, Ini
Cara Jokowi Angkat Hakim MK Pengganti Patrialis”. Penulis juga
menambahkan bahwa pengangkatan Patrialis Akbar sebagai Hakim MK pada tahun 2013 lalu, menggunakan cara penunjukan
langsung yang merupakan hak SBY selaku presiden waktu itu, dan sekarang Jokowi
akan mencari orang sebagai pengganti Patrialis melalui cara yang terbuka dan
terukur
4)
Isu komunikasi hasil kerja kepada publik
Berdasar
berita detikNews rabu1 Februari 2017 dengan judul “Jokowi: Kerja Keras Kita
Perlu
Diketahui Rakyat”, presiden Jokowi
menyatakan melalui sidang kabinet paripurna yang dipimpinnya bahwa apa yang telah dicapai pemerintahan melalui kinerja
yang dilakukan perlu diinformasikan kepada masyarakat. Jokowi juga meminta
kepada semua jajaran menteri dan lembaga terkait untuk meningkatkan kegiatan
komunikasi publik, Jokowi menyatakan bahwa dia sudah berulang kali meminta hal
tersebut dilakukan, Jokowi. juga menambahkan jangan sampai pemerintah sudah
bekerja keras sampai pagi, tetapi masyarakat tidak mengetahui apa yang sudah dilakukan. Topik
berita ini juga diangkat oleh kompas.com pada rabu 1 Februari 2017 dengan judul
”Jokowi Minta Johan Budi Beri Arahan ke Menteri
soal Komunikasi Publik.”Johan Budi mendapat
kesempatan berbicara diakhir rapat kabinet untuk memberi arahan sesuai judul yang
diambil.
5)
Isu Hak Asasi Manusia
Berdasar berita detikNews jumat 10 Februari 2017 dengan judul “Sumarsih Akan Terus Menagih
Janji Kampanye Jokowi”. Berdasar pada apa yang tertera pada Nawacita disitu tercatat bahwa Jokowi-JK memiliki komitmen
menyelesaikan kasus-kasus tentang pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu
secara adil. Dalam tulisan tersebut tidak ada kutipan langsung dari pernyataan
Jokowi tentang penyelesaian kasus HAM, akan tetapi apa yang dirasakan Sumarsih
dan keluarga korban HAM adalah tidak ada kemauan Jokowi untuk berkomunikasi
dengan mereka.
6)
Isu Terorisme
Berdasar
berita detikNews jumat 10 Februari 2017 dengan judul “Kumpulkan Jajaran TNI dan
Polri, Jokowi: Terorisme Harus Dicegah”. Presiden Jokowi telah
mengumpulkan Babinsa serta Babinkamtibmas di Jawa Tengah, tepatnya di kota
Solo. Menurut Jokowi jika informasi yang disampaikan dari atas bisa diterima di
bawah secara utuh maka pesan dari atas akan bisa dimengerti semuanya dan
dilakukan oleh yang dibawah seperti yang diharapkan. Karena itu, pertemuan
tersebut dilakukan agar melalui penyampaian langsung pesan yang disampaikan
bisa diterima secara utuh.
7)
Isu Harmonisasi Menhan-Panglima TNI
Berdasar berita
kompas.com rabu 8
Februari 2017 dengan
judul ”Bantah JK,
Jokowi
Mengaku Belum Instruksikan Harmonisasi Menhan – Panglima
TNI”. Presiden Jokowi
menyatakan bahwa pernyataan Jusuf Kalla tentang adanya perintah presiden agar dilaksanakan
harmonisasi antara Panglima TNI Jendral Gatot Nurmayanto dan Menteri Pertahanan
Indonesia Ryamizard Ryacudu belum dilakukan.
8)
Isu Kebijakan Donald Trumph
Berdasar berita kompas.com rabu 30 Januari 2017 dengan judul “Jokowi menyatakan soal Kebijakan
Anti - imigran Donald Trump”, Presiden Joko Widodo merespons kebijakan Presiden AS Donald Trump dengan menyatakan "Prinsip konstitusi saya sudah jelas,
yang
namanya kesetaraan, dan juga keadilan harus tetap
diperjuangkan". Meski demikian, Jokowi yakin kebijakan yang kontroversial
itu tidak akan memberikan efek bagi rakyat dan warga negara Indonesia.
"Kita tidak terkena dampak dari kebijakan itu, kenapa resah?" ujar
Jokowi.
9)
Isu Bantuan untuk negara tetangga
Berdasar berita kompas.com rabu 1 Januari 2017
dengan judul “Jokowi Lepas 10 Kontainer Bantuan untuk Warga Rohingya”. Pemerintah Indonesia mengirimkan
paket bantuan kemanusiaan kepada warga Rohingya yang berada di Rakhine State,
Myanmar. Bantuan tersebut merupakan bentuk hubungan
diplomasi kemanusiaan dimana Indonesia berkontribusi
pada negara-negara di dunia "Segera akan
kami berangkatkan 10 kontainer barang-barang yang akan dikirim ke Myanmar untuk membantu
saudara-saudara kita di Rakhine State, khususnya komunitas Muslim," ujar
Jokowi. Terdapat isu yang serupa berdasar berita detik.com selasa 14 Februari
2017 dengan judul “Kirim Lima Ribu Ton Beras, Menlu: Bentuk Persahabatan Sri Lanka
– RI.”.Presiden Jokowipernah mengatakan
bahwa bantuan
yang diberikan adalah permintaan langsung dari Presiden Sri Lanka yang bernama
Maithripala Sirisena melaluiKedutaan Besar Sri Lanka di Jakarta. Indonesia
sebagai sahabat dan juga sebagai negara besar di kawasan Asia, sudah selayaknya
terlibat membantu mengirimkan bantuan. Jokowi menyatakan cepat merespon
permintaan bantuan tersebut, karena situasi di sana memang sangat memerlukan
bantuan, dan telah meminta menteri yang terkait untuk mempersiapkannya. “Alhamdulillah
kita bisa berangkatkan," kata Jokowi.
10)
Isu Freeport
Berdasar berita kompas.com rabu 23 Februari 2017
dengan judul “Jokowi: Kalau Freeport Sulit Diajak Berunding, Saya Akan Bersikap”.Jokowi menyatakan bahwa proses perundingan antara
Freeport dan pemerintah masih terus berjalan,proses negosiasi masih berlangsung
dan Jokowi menyerahkannya urusan tersebut kepada menteri terkait. Untuk saat
ini menteri saja dulu yang menanganinya. Pada dasarnya, Pemerintah Indonesia
mengharapkan adanya solusi yang berimbang, tidak ada yang dirugikan.Jokowi
mengharapkan solusi yang win-win,karena
ini masalah bisnis.Jokowi menyatakan jika pihak Freeport susah untuk diajak
berunding, musyawarah, atau diskusi, maka Jokowi akan bersikap, ditegaskan
kembali apa yang sudah pernah dinyataan. Sedangkan PT Freeport
Indonesia
memberi peryataan bahwa mereka tidak dapat menerima apa yang menjadi
syarat-syarat yang diajukan oleh pemerintah Indonesia, mereka akan tetap
berpegang teguh kepada status Kontrak Karya (KK). Jika terjadi sengketa dan tidak ada jalan keluar maka akan diselesaikan
di Mahkamah Arbitrase Internasional. Persoalan ini dimulai ketikapemerintah
mengumumkan adanya perubahan status operasi PT. Freeport dari awal status KK
berubah menjadi status Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang dikeluarkan
pada 10 Februari 2017. Adanya perbedaan antara kedua status operasi tersebut
terletak pada posisi negara dengan perusahaan adalah setara dalam ketentuan KK,
sedangkan posisi pemerintah sebagai perwakilan negara lebih tinggi selaku yang
memberi izindalam IUPK,saham perusahaan juga wajib dilepaskan sedikitnya 51
persen untuk dimilikiswasta nasional atau pemerintah Indonesia. Dilihat dari
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017, yang bisa melakukan ekspor
konsentrathanyalah perusahaan pemegang IUPK.
Tabel 1.
Ringkasan Analisis Wacana Makrostruktural
ISU
|
SISTEM
LEKSIS
|
|
KONTEKS
|
GAYA
KOMUNIKASI
|
||||||||
|
(PEMILIHAN
KATA)
|
(SITUASI – BUDAYA)
|
|
JOKOWI
|
|
|||||||
Status hukum
|
Jokowi
|
Perintahkan
|
Mendagri
|
Terdapat
|
perbedaan
|
Mengendalikan
|
(controlling
|
|||||
Ahok
|
Konsultasi ke MA
|
|
pendapat ahli hukum
|
style)
|
|
|
|
|||||
Penyadapan
|
Pemerintah
|
Tak
|
Pernah
|
Beredar isu penyada-pan
|
Mengendalikan
|
(controlling
|
||||||
telepon SBY
|
Instruksikan Penyadapan SBY
|
telepon SBY
|
|
|
style)
|
|
|
|
||||
|
SBY
|
Bertanya,
|
Jokowi
|
Pertanyaan
SBY
|
kepada
|
Dinamis (dinamic style)
|
|
|||||
|
Menjawab
|
|
|
Jokowi-Kapolri
|
melaui
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
twitternya
|
|
|
|
|
|
|
|
Tertangkapnya
|
Jokowi
|
Ingin Pansel
MK
|
Proses
|
pemilihan
|
hakim
|
Menerima
|
saran
|
atau
|
gagasan
|
|||
hakim MK
|
Terbuka
|
|
|
|
MK dipertanyakan
|
orang lain
|
(relinguishing
style).
|
|||||
oleh KPK
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengendalikan
|
(controlling
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
style
|
|
|
|
|
Tidak
seperti SBY, Ini
Cara
|
Proses
|
pemilihan
|
hakim
|
Mengendalikan
|
(controlling
|
||||||
|
Jokowi Angkat Hakim MK
|
MK
|
|
|
|
style
|
|
|
|
|||
Komunikasi
|
Kita sudah
|
bekerja
|
sampai
|
Kebututuhan
|
partisipasi
|
Landasan kesamaan (egalitarian
|
||||||
hasil kerja
|
pagi,
|
|
tapi
|
tidak
|
publik terhadap program
|
style
|
|
|
|
|||
kepada publik
|
terkomunikasikan
|
dengan
|
pemerintah
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
baik.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak
ada kemauan
|
untuk
|
||
|
Nanti saya minta 5 menit Juru
|
Efektivitas
|
komunikasi
|
berkomunikasi
|
(withdrawal
|
|||||||
|
Bicara
|
|
|
Presiden
|
antar
|
kementrian–
|
style)
|
|
|
|
|
menyampaikan di akhir
|
|
lembaga
|
|
|
|
|
|||
HAM
|
Sumarsih
|
Akan
|
|
Terus
|
Penyelesaian
|
kasus
|
Mengendalikan
|
(controlling
|
||
|
Menagih Janji
|
Kampanye
|
HAM terdahulu
|
style)
|
|
|||||
|
Jokowi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Terorisme
|
Kumpulkan
|
Jajaran
|
TNI dan
|
Pencegahan terorisme
|
Mengendalikan
|
(controlling
|
||||
|
Polri,
|
Jokowi:
Terorisme
|
Harus
|
|
|
|
style)
|
|
||
|
Dicegah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Harmonisasi
|
Bantah JK,
|
Jokowi
|
Mengaku
|
Kisruh
|
|
pembelian
|
Mengendalikan
|
(controlling
|
||
Menham –
|
Belum
|
Instruksikan
|
helikopter
|
|
style)
|
|
||||
Panglima TNI
|
Harmonisasi
|
|
Menhan-
|
|
|
|||||
|
Panglima TNI
|
|
|
|
|
|
|
|
||
Kebijakan
|
Kata
|
Jokowi soal
|
Kebijakan
|
Kontroversi
|
kebijakan
|
Mengendalikan
|
(controlling
|
|||
Anti-imigran
|
Anti-imigran Donald Trump
|
Donald Trump
|
|
style)
|
|
|||||
Donald Trump
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Bantuan untuk
|
Permintaan
|
tersebut
|
secara
|
Diplomasi kemanusiaan
|
Mengendalikan
|
(controlling
|
||||
negara
|
cepat
|
saya
|
respons
|
karena
|
|
|
|
style)
|
|
|
tetangga
|
kondisinya
|
|
|
sangat
|
|
|
|
|
|
|
|
memerlukan sekali
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
Kita
|
ingin
|
dicarikan
|
solusi
|
Perdebatan
|
pergantian
|
|
|
||
Freeport
|
yang
menang-menang, solusi
|
bentuk
|
ijin
|
operasi
|
|
|
||||
|
yang win-win......”.
|
|
|
Freeport
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Hasil penelitian yang diperoleh dikaitkan dengan
permasalahan yang diambil yaitu ingin mengetahui karakteristik gaya komunikasi
Jokowi, diperoleh bahwa gaya komunikasi yang sering digunakan oleh Jokowi
adalah gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan (controlling style). Hal
ini bisa dipahami bahwa selaku presiden dalam pengambilan kebijakan pada
berbagai situasi keadaan Jokowi harus
bisa mengendalikan situasi, dimana hal tersebut di manifestasikan dalam
berkomunikasi. Akan tetapi selain gaya mengendalikan, Jokowi juga menggunakan
gaya komunikasi yang lain yaitu dinamis (dinamic
style), pada penggunaan gaya ini Jokowi bisa mengubah jenis penggunaan
kata-kata dalam pernyataannya dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang
ada, misalkan pernyataan yang awalnya dimulai dengan kata-kata yang bersifat
gurauan (guyonan) beralih pada pengggunaan kata yang formal. Gaya komunikasi
lainnya digunakan jenis yang sifatnya mau menerima saran atau gagasan orang
lain (relinguishing style), jenis ini memungkinkan Jokowi mengkomunikasikan
kebijakannya berdasar pertimbangan atau
masukan dari orang-orang disekitarnya, juga Gaya komunikasi landasan
kesamaan (egalitarian style) dimana Jokowi memberi kesempatan oarng lain untuk
menggantikannya dalam kesempatan berkomunikasi. Gaya komunikasi yang juga
digunakan oleh Jokowi adalah jenis yang sifatnya ketidakmauan atau keengganan
untuk berkomunikasi (withdrawal style).
Gaya komunikasi ini digunakan bila Jokowi harus menanggapi tentang kebijakan
yang belum dapat diselesaikannya, misalkan kasus HAM.
Permasalahan lainnnya dalam penelitian ini adalah
bagaimana kompetensi komunikasi yang dimiliki Jokowi. Kompetensi komunikasi
adalah kemampuan menyampaikan berita dan mempromosikan pencapaian tujuan secara
sosial (Richard D. Rowley ; 1999).Berdasar pernyataan-pernyataan yang
disampaikan dalam mengkomunikasikan kebijakannya, kompetensi komunikasi dapat
dilihat dari sikap, yang meliputi : komitmen dan keyakinan, empati,
fleksibilitas, sensibilitas konsekuensi, dan kecakapan. Sebagian besar gaya
komunikasi Jokowi bersifat mengendalikan, hal ini berarti sudah memiliki
kompetensi sikap yakin dan berkomitmen, contoh dalam isu bantuan untuk negara
tetangga Jokowi yakin dengan kebijakan diplomasi kemanusiaan yang diwujudkan
dengan bantuan kemanusiaan berupa pengiriman bantuan beras, bantuan ini juga
merupakan wujud dari sikap berempati terhadap rakyat negara srilangka dan
myanmar, contoh lainnya adalah dalam isu Freeport. Kompetensi fleksibilitas
terlihat pada pernyataan di kasus penyadapan telpon SBY, disana Jokowi bisa
merubah gaya komunikasi yang pada awalnya berupa gurauan dilanjutnya dengan
pernyataan yang formal. Kompetensi lainnya adalah sensibilitas konsekuensi,
pada kasus status hukum Ahok Jokowi menyerahkannya kepada MA keputusan tentang
pemberhentian Ahok sebagai gubernur, penyerahan tersebut dengan segala
resikonya yang tentunya Jokowi siap menerimanya. Kompetensi terakhir adalah
kecakapan, Jokowi punya cukup kecakapan dalam berkomunikasi, dapat dilihat pada
kasus Harmonisasi Menham – Panglima TNI. Pada kasus itu Jokowi berusaha untuk
bisa meredam ketidak harmonisam antara jajaran dibawahnya. Sehingga dapat
dilihat bahwa Jokowi memiliki kompetensi komunikasi yang meliputi aspek
komitmen dan keyakinan, empati, fleksibilitas, sensibilitas konsekuensi, dan
kecakapan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasar pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa karakteristik gaya komunikasi Jokowi dalam pengambilan kebijakan secara
umum adalah gaya mengendalikan (controlling style), meskipun di beberapa
situasi juga menggunakan gaya komunikasi sesuai dengan kondisi yang ada,
seperti gaya komunikasi dinamis (dinamic style), menerima saran atau pendapat
orang lain (relinguishing style), adanya landasan kesamaaan dalam berkomunikasi
(egalitarian style) dan juga tidak ada kemauan berkomunikasi (withdrawal
style). Berdasar analisis terhadap komunikasi Jokowi dalam menyampaikan
kebijakannya, Jokowi memiliki kompetensi komunikasi yang meliputi aspek
komitmen dan keyakinan, empati, fleksibilitas, sensibilitas konsekuensi, dan
kecakapan.
DAFTAR
PUSTAKA
Asma, Abdullah. (1996). Going
Global : Cultural dimensions in Malaysian
Management. Kuala Lumpur. Malaysian Institute of Management.
Choon, Mooi,Choa.(2004). The
Malaysian Communication Competence Construct. Journal of Intercultural
Communication Research, 33, 131-146.
Dewi, Fitriana,
Utami. (2011). Urgensi Komunikasi Cerdas Dalam Birokrasi Publik. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1).
Gudykunst, W. B. &
Ting-Toomey, S. (1988).Culture and
Interpersonal Communication.
Newbury
Park, CA: Sage Publications.
Hall, E.
T. & Hall, M. R. (1990). Understanding
Cultural Differences: Germans, French, and
Americans. Yarmouth, ME: Intercultural Press.
Hariyana, et.al,. (2009).
Komunikasi Dalam Organisasi, Makalah
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Indonesia.
Indrawan, M.Isa. (2009). Pengaruh Kompetensi Komunikasi
dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja SDM. Jurnal
Ilmiah Abdi Ilmu, Vol.2 No.1. ISSN: 1979-5408.
Jufri.
(2008). Analisis Wacana Kritis.
Makassar. Badan Penerbit UNM.
Effendi, Onong, Uchjana. (2005). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Richard, D. Rowley. (1999). Communicative Competence and Interpersonal
Control. In M. L. Knapp & G. R. Miller (Eds), Handbook of Interpersonal Communication (2nd ed) (pp. 589-618).
Thousand Oaks, CA: Sage.
Sanchez-Burks, Jeffrey, Lee
Fiona, Nisbett, Richard, Choi, Incheol, Zhao, Shuming, & Koo, Jasook.
(2003). Conversing Across Cultures: East-West Communication Styles in Work and
Nonwork Contexts. Journal of Personality
and Social Psychology, 85(2), 363-372.
Sumarlam.
(2009). Analisis Wacana. Surakarta.
Pustaka Cakra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar