TribunMP3 | Zona Artikel dan Download Musik™

Kumpulan Artikel juga Tutorial Simpel dan Mengutamakan Kualitas juga Menyediakan Musik Gratis Untuk Didengar secara cuma-cuma

Breaking

Jumat, 26 Oktober 2018

Oktober 26, 2018

Kebudayaan Suku Minangkabau Lengkap



Minangkabau (Minang) adalah kelompok etnis Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah kebudayaannya Minang meliputi daerah Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia. Sebutan orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, hal ini merujuk pada nama ibu kota provinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun, masyarakat ini biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak, yang bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri.
Etnis Minang juga telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra-Hindu dengan adanya kerapatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan permasalahan hukum. Prinsip adat Minangkabau tertuang singkat dalam pernyataan Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah(Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan Al-Qur’an) yang berarti adat berlandaskan ajaran Islam. Etnis ini juga sangat menonjol di bidang perniagaan, sebagai profesional dan intelektual. Mereka merupakan pewaris terhormat dari tradisi tua Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamis. Hampir separuh jumlah keseluruhan anggota masyarakat ini berada dalam perantauan.
Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau. Nama itu dikaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo yang diterima secara turun temurun, menceritakan bahwa nenek moyang mereka berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnain. Walau tambo tersebut tidak tersusun secara sistematis dan lebih kepada legenda berbanding fakta serta cendrung kepada sebuah karya sastra yang sudah menjadi milik masyarakat banyak. Namun kisah tambo ini sedikit banyaknya dapat dibandingkan dengan Sulalatus Salatin yang juga menceritakan bagaimana masyarakat Minangkabau mengutus wakilnya untuk meminta Sang Sapurba salah seorang keturunan Iskandar Zulkarnain tersebut untuk menjadi raja mereka.
Masyarakat Minang merupakan bagian dari masyarakat Deutro Melayu (Melayu Muda) yang melakukan migrasi dari daratan China Selatan ke pulau Sumatera sekitar 2.500–2.000 tahun yang lalu. Diperkirakan kelompok masyarakat ini masuk dari arah timur pulau Sumatera, menyusuri aliran sungai Kampar sampai ke dataran tinggi yang disebut darek dan menjadi kampung halaman orang Minangkabau. Beberapa kawasan darek ini kemudian membentuk semacam konfederasi yang dikenal dengan nama luhak, yang selanjutnya disebut juga dengan nama Luhak Nan Tigo, yang terdiri dari Luhak Limo Puluah, Luhak Agam, dan Luhak Tanah Data. Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, kawasan luhak tersebut menjadi daerah teritorial pemerintahan yang disebut afdeling, dikepalai oleh seorang residen yang oleh masyarakat Minangkabau disebut dengan nama Tuan Luhak.
Awalnya penyebutan orang Minang belum dibedakan dengan orang Melayu, namun sejak abad ke-19, penyebutan Minang dan Melayu mulai dibedakan melihat budaya matrilineal yang tetap bertahan berbanding patrilineal yang dianut oleh masyarakat Melayu umumnya. Kemudian pengelompokan ini terus berlangsung demi kepentingan sensus penduduk maupun politik.

Kebudayaan Suku Minangkabau
1. Pakaian Adat Suku Minangkabau
  • Pakaian Bundo Kanduang atau Limpapeh Rumah Nan Gadang Yang pertama adalah Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang atau sering pula disebut pakaian Bundo Kanduang. Pakaian ini merupakan lambang kebesaran bagi para wanita yang telah menikah. Pakaian tersebut merupakan simbol dari pentingnya peran seorang ibu dalam sebuah keluarga. Limapeh sendiri artinya adalah tiang tengah dari bangunan rumah adat Sumatera Barat. Peran limapeh dalam mengokohtegakan bangunan adalah analogi dari peran ibu dalam sebuah keluarga. Jika limapeh rubuh, maka rumah atau suatu bangunan juga akan rubuh, begitupun jika seorang ibu atau wanita tidak pandai mengatur rumah tangga, maka keluarganya juga tak akan bertahan lama. Secara umum, pakaian adat Bundo Kanduang atau Limpapeh Rumah Nan Gadang memiliki desain yang berbeda-beda dari setiap nagari atau sub suku. Akan tetapi, beberapa kelengkapan khusus yang pasti ada dalam jenis-jenis pakaian tersebut. Perlengkapan ini antara lain tingkuluak (tengkuluk), baju batabue, minsie, lambak atau sarung, salempang, dukuah (kalung), galang (gelang), dan beberapa aksesoris lainnya.
  • Baju Tradisional Pria Minangkabau Pakaian adat Sumatera Barat untuk para pria bernama pakaian penghulu. Sesuai namanya, pakaian ini hanya digunakan oleh tetua adat atau orang tertentu, dimana dalam cara pemakaiannya pun di atur sedemikian rupa oleh hukum adat. Pakaian ini terdiri atas beberapa kelengkapan yang di antaranya Deta, baju hitam, sarawa, sesamping, cawek, sandang, keris, dan tungkek.
  • Pakaian Adat Pengantin Padang Selain baju bundo kanduang dan baju penghulu, ada pula jenis pakaian adat Sumatera Barat lainnya yang umum dikenakan oleh para pengantin dalam upacara pernikahan. Pakaian pengantin ini lazimnya berwarna merah dengan tutup kepala dan hiasan yang lebih banyak. Hingga kini, pakaian tersebut masih kerap digunakan tapi tentunya dengan sedikit tambahan modernisasi dengan gaya atau desain yang lebih unik.
2. Rumah Adat Suku Minang Kabau
Rumah Gadang adalah rumah adat suku Minangkabau yang juga memiliki sebutan lain seperti rumah Godang, rumah Bagonjong, dan rumah Baanjuang. Rumah adat ini merupakan rumah model panggung yang berukuran besar dengan bentuk persegi panjang. Sama seperti rumah adat Indonesia lainnya, rumah gadang juga dibuat dari material yang berasal dari alam. Tiang penyangga, dinding, dan lantai terbuat dari papan kayu dan bambu, sementara atapnya yang berbentuk seperti tanduk kerbau terbuat dari ijuk. Meski terbuat dari hampir 100% bahan alam, arsitektur rumah gadang tetaplah memiliki desain yang kuat.
Rumah ini memiliki desain tahan gempa sesuai dengan kondisi geografis Sumatera Barat yang memang terletak di daerah rawan gempa. Desain tahan gempa pada rumah gadang salah satunya ditemukan pada tiangnya yang tidak menancap ke tanah. Tiang rumah adat Sumatera barat ini justru menumpang atau bertumpu pada batu-batu datar di atas tanah. Dengan desain ini, getaran tidak akan mengakibatkan rumah rubuh saat terjadi gempa berskala besar sekalipun. Selain itu, setiap pertemuan antara tiang dan kaso besar pada rumah adat ini tidak disatukan menggunakan paku, melainkan menggunakan pasak yang terbuat dari kayu. Dengan sistem sambungan ini, rumah gadang akan dapat bergerak secara fleksibel meski diguncang dengan getaran gempa yang kuat.

3. Seni Tari Suku Minang Kabau
  • Tarian pencak berbeda dengan pencak dan silat. Pencak silat dilakukan oleh dua orang dengan gaya silat. Secara pisik dalam pencak, permainannya dapat bersinggungan atau bersentuhan. Tetapi, di dalam tarian, pemain tigak bersinggungan atau bersentuhan. Tarian ini diikuti oleh bunyi-bunyian seperti talempong dan pupuik batang padi. Gerakannya tidak harus mengikuti irama dan bunyi-bunyian. Bunyi-bunyian itu hanyalah sekedar pengiring belaka. Gerakan tarian pencak ini disesuaikn dengan gerak lawan. Bagaimana lawan memainkan gerakan, seperti itu pula gerakan yang satunya. Ada 3 jenis tarian pencak yaitu sebagai berikut : Tari Sewah, Tari Alo Ambek, dan Tari Galombang
  • Tarian perintang yaitu tarian yang dimainkan pemuda-pemuda untuk perintang waktu. Tarian dapat dilakukan bersama-sama atau seorang diri. Tarian diiringi bunyi-bunyian seperti talempong, gendang, dan puput batang padi. Tarian dilakukan dengan bebas dengan irama 4/4 tanpa terikat dengan bunyi-bunyian yang mengiringinya. Setiap penari bebas melakukan gerakan sesuai kemahirannya. Akan tetapi ada gerakan yang telah terpola seperti menirukan gerak tupai, elang terbang, kebaru mengamuk, dan sebagainya. Tarian ini dimainkan di sawah pada musim panen atau pada acara-acara keramaian lainnya. Antara lain tari piring, tari galuak, dan tari kerbau jalang.
  • Tarian kaba adalah tarian yang mengangkat tema cerita (kaba). Tarian ini mengutamakan nyanyian daripada gerak tari. Penari menyanyikan cerita kaba sambil menari. Pengungkapan cerita kaba dengan nyanyian lebih diutamakan daripada gerak tarinya. Jadi, tari hanya sebagai pembawa kaba belaka. Tarian biasanya juga diikuti oleh musik pengiring seperti talempong dan adok. Jenis tarian ini tergantung kepada cerita kaba yang dibawakan.
3. Alat Musik Khas Suku Minangkabau
  • Talempong Salah satu alat musik tradisional minangkabau adalah talempong. Alat musik pukul ini terbuat dari kuningan, berbentuk bulat dengan bagian bawah berlubang dan pada bagian atasnya ada sedikit tonjolan. Talempong sering digunakan sebagai alat musik untuk mengiringi berbagai kesenian tradisional minangkabau seperti tarian atau musik.
  • Saluang termasuk alat musik tiup. Alat musik tradisional minangkabau ini terbuang dari ‘talang’ yang merupakan sejenis bambu tapi lebih tipis. Talang dengan ukuran yang lebih besar juga digunakan sebagai wadah untuk memasak makanan khas minangkabau yaitu Lamang.  Alat musik tradsiional minangkabau yang satu ini memiliki panjang 40-60 sentimeter dengan 4 buah lubang dengan diameter masing-masing lubang 3-4 sentimeter. Untuk memainkan Saluang tidaklah mudah, dibutuhkan teknik khusus yang dinamakan dengan ‘manyisiahan angok’ (menyisakan nafas). Dengan teknik ini pemain saluang bisa meniup saluang dari awal sampai akhir lagu tanpa nafas yang terputus.
  • Rabab adalah alat musik tradisional minangkabau yang mirip dengan biola. Dikatakan mirip karena dari segi bentuk memang hampir sama dan cara memainkannya pun sama yaitu dengan digesek. Rabab selain menjadi alat musik juga menjadi kesenian tersendiri. Kesenian rabab biasanya berbentuk cerita atau dendang dengan diiringi alat musik rabab tadi. Dua aliran rabab yang cukup terkenal adalah Rabab Pasisia dan Rabab Pariaman.
  • Pupuik Batang Padi, Seperti namanya alat musik tiup ini memang terbuat dari batang padi. Pada bagian ujung tempat tiupan biasanya dipecah sedikit sehingga menimbulkan celah, jika ditiup celah ini akan mengelurkan bunyi. Biasanya pupuik batang padi ditambah dengan lilitan daun kelapa pada ujungnya.
  • Bansi adalah salah satu alat musik tiup tradisional minangkabau. Bansi memiliki 7 lubang, mirip dengan rekorder, bentuknya pendek, biasanya berukuran 33-36 sentimeter.
  • Pupuik Tanduak, Alat musik tradisional minangkabau yang satu ini cukup unik karena dibuat dari bekas tanduk kerbau. Meskipun termasuk alat musik tapi pupuik tanduak sangat jarang dimainkan sebagai pengiring musik, fungsinya lebih kepada alat pemanggil atau pemberitahu jika ada pengumuman dari pemuka adat.
  • Sarunai, Konon kata Sarunai berasal dari kata Shehnai yaitu alat musik yang berasal dari India. Sarunai terbuat dari dua potong bambu yang tidak sama besar, potongan yang kecil dapat masuk ke potongan yang lebih besar, dengan fungsi sebagai penghasil nada
  • Tambua Tasa adalah alat musik pukul yang sampai saat ini masih sering digunakan, terutama pada saat acara adat. Alat musik ini terdiri dari dua alat yaitu Gandang Tambua dan Gandang Tasa. Gandang Tambua berbentuk tabung dengan bahan kayu dengan dua permukaan kulit. Gandang Tambua dimainkan dengan cara disandang pada salah satu bahu oleh pemain dalam posisi berdiri dengan menggunakan dua buah kayu sebagai pemukul. Sedangkan Gandang Tasa lebih mirip setengah bola yang hanya memiliki satu sisi kulit (single headed drum). Kayu untuk memukul Gandang Tasa biasanya lebih ramping, lentur dan berukuran lebih panjang.

Adat Istiadat Suku Minangkabau
1. Adat nan sabana adat.
  • Adat nan sabana Adat, adalah ketentuan hukum, sifat yang terdapat pada alam benda, flora dan fauna, maupun manusia sebagai ciptaan-Nya (Sunatullah). Adat nan sabana Adat ini adalah sebagai SUMBER hukum Adat Minangkabau dalam menata masyarakat dalam segala hal. Dimana ketentuan alam tersebut adalah aksioma tidak bisa dibantah kebenarannya. Sebagai contoh dari benda Api dan Air, ketentuannya membakar dan membasahkan. Dia akan tetap abadi sampai hari kiamat dengan sifat tersebut, kecuali Allah sebagai sang penciptanya menentukan lain (merobahnya).
  • Alam sebagai ciptaan-Nya bagi nenek moyang orang Minangkabau yakni Datuak perpatiah nan sabatang dan datuak ketumanggungan diamati, dipelajari dan dipedomani dan dijadikan guru untuk mengambil iktibar seperti yang disebutkan dalam pepatah-petitih Adat :
    Panakiak pisau sirawik, ambiak galah batang lintabuang,
    silodang ambiakkan niru, nan satitiak jadikan lawik,
    nan sakapa jadikan gunuang, Alam Takambang Jadi Guru.


2. Adat nan diadatkan oleh nenek-moyang.
  • Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya diatas yakni dengan meneliti, mempedomani, mempelajari alam sekitarnya oleh nenek-moyang orang Minangkabau, maka disusunlah ketentuan-ketentuan alam dengan segala fenomena-fenomenanya menjadi pepatah-petitih, mamang, bidal, pantun dan gurindam Adat dengan mengambil perbandingan dari ketentuan alam tersebut, kemudian dijadikan menjadi kaidah-kaidah sosial untuk menyusun masyarakat dalam segala bidang seperti : ekonomi, sosial budaya, hukum, politik, keamanan, pertahanan dan sebagainya.
3. Adat Teradat
  • Adat teradat adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh penghulu-penghulu Adat dalam suatu nagari, peraturan guna untuk melaksanakan pokok-pokok hukum yang telah dituangkan oleh nenek moyang (Dt. Perpatiah Nan Sabatang dan Dt. Ketumanggungan) dalam pepatah-petitih Adat. Bagaimana sebaiknya penetapan aturan-aturan pokok tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan pokok yang telah kita warisi secara turun-temurun dari nenek-moyang dahulunya. Sebagai contoh kita kemukakan beberapapepatah-petitih, mamang, bidal, Adat yang telah diadatkan oleh nenek moyang tersebut diatas seperti : Abih sandiang dek Bageso, Abih miyang dek bagisiah. Artinya nenek-moyang melalui pepatah ini melarang sekali-kali jangan bergaul bebas antara dua jenis yang berbeda sebelum nikah (setelah Islam) atau kawin (sebelum Islam)..
  • Begitupun peresmian SAKO (gelar pusaka) kaum atau penghulu, ada nagari yang memotong kerbau, ada banteng, ada kambing, ada dengan membayar uang adat kenagari yang bersangkutan. Semuanya adalah aturan pelaksanaan dari peresmian satu gelar pusaka kaum (Sako) yang diambil keputusannya melalui musyawarah mufakat. dan lain sebagainya.


4. Adat Istiadat
  • Adat Istiadat adalah peraturan-peraturan yang juga dibuat oleh penghulu-penghulu disuatu nagari melalui musyawarah mufakat sehubungan dengan sehubungan dengan KESUKAAN anak nagari seperti kesenian, olah raga, pencak silat randai, talempong, pakaian laki-laki, pakaian wanita, barang-barang bawaan kerumah mempelai, begitupun helat jamu meresmikan S a k o itu tadi. Begitu pula Marawa, ubur-ubur, tanggo, gabah-gabah, pelamina dan sebagainya yang berbeda-beda disetiap nagari. Juga berlaku pepatah yang berbunyi :
    • Lain lubuak lain ikannyo, lain padang lain balalangnyo,
    • lain nagari lain adatnyo (Istiadatnya) .
  • Adat teradat adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh penghulu-penghulu Adat dalam suatu nagari, peraturan guna untuk melaksanakan pokok-pokok hukum yang telah dituangkan oleh nenek moyang (Dt. Perpatiah Nan Sabatang dan Dt. Ketumanggungan) dalam pepatah-petitih Adat. Bagaimana sebaiknya penetapan aturan-aturan pokok tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan pokok yang telah kita warisi secara turun-temurun dari nenek-moyang dahulunya.

Sistem Kepercayaan Suku Minang kabau
Sebagian besar masyarakat Minangkabau beragama Islam. Masyarakat desa percaya dengan hantu, seperti kuntilanak, perempuan menghirup ubun-ubun bayi dari jauh, dan menggasing (santet), yaitu menghantarkan racun melalui udara. Upacara-upacara adat di Minangkabau meliputi:
  • Upacara Tabuik adalah upacara peringatan kematian Hasan dan Husain di Padang Karabela;
  • Upacara Kitan dan Katam berhubungan dengan lingkaran hidup manusia, seperti:
    • upacara Turun Tanah/Turun Mandi adalah upacara bayi menyentuh tanah pertama kali,
    • upacara Kekah adalah upacara memotong rambut bayi pertama kali.
  • Upacara selamatan orang meninggal pada hari ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1000.


Bahasa Suku Minangkabau
bahasa Minangkabau yang berbeda-beda untuk sebuah maksud yang sama, meski masih dalam akar rumpun kata yang sama. Dialek bahasa Minangkabau sangat bervariasi, bahkan antar kampung yang dipisahkan oleh sungai sekalipun sudah mempunyai dialek yang berbeda. Perbedaan terbesar adalah dialek yang dituturkan di kawasan Pesisir Selatan dan dialek di wilayah Muko-Muko, Bengkulu. Selain itu dialek bahasa Minangkabau juga dituturkan di Negeri Sembilan, Malaysia dan yang disebut sebagai Aneuk Jamee di Aceh, terutama di wilayah Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan.

Makanan Khas Suku Minangkabau
1. Lamang tapai
Lamang tapai merupakan makanan yang biasa disajikan ketika ada acara khusus. Misalnya saat berbuka puasa, hari raya, atau saat pesta pernikahan. Sehingga, makanan yang biasa dijadikan makanan pernutup ini sangat dinanti oleh masyarakat Minang. Lamang tapai terdiri dari dua komponen utama, yaitu lamang dan tapai. Lamang terbuat dari beras ketan yang dimasak bersama dengan santan di dalam bambu. Sedangkan Tapai terbuat daru beras ketan hitam yang difermentasi. Makan lamang ini rasanya akan kurang kalau nggak sama-sama dengan tapai. Kombinasi rasa asam dan manis dari kedua makanan ini menjadikan sajian yang satu ini akan terasa lebih lezat.
2. Dadiah
Kamu tahu yoghurt? susu sapi yang difermentasi sehingga jadi lebih kental. Nah, kalau dadiah ini dibuat dari susu kerbau. Sama-sama difermentasi juga, tapi kala dadiah fermentasinya di dalam bambu. Dadiah, biasanya dihidangkan dengan mencampurnya bersama emping beras ketan dan disiram santan serta gula merah. Perpaduan rasa dari bahan-bahan yang dicampur akan terasa meleleh di lidah.
3.Sala Lauak
Sala lauak ini merupakan makanan sejenis gorengan. Terbuat dari tepung beras, ikan asin, dan bumbu seperti bawang, kunyit, cabe, dan garam. Kemudian, bahan-bahan yang sudah disiapkan dicampur dan dibuat menjadi adonan. Adonan kemudian dibentuk bulat seukuran bola pingpong.Sala lauak paling enak dimakan ketika masih hangat. Apalagi kalau kamu ada di dekat tempat menggorengnya. Aroma sala lauak yang baru saja matang akan menggoda iman kamu untuk segera mencicipinya.
Masyarakat Minang biasa menjadikan sala lauak sebagai pelengkap saat makan lontong atau ketupat sayur. Kalau kamu ingin mencicipi kuliner yang satu ini, pergi saja ke pusat kuliner yang ada di Kota Padang dan Pariaman. Kamu akan dengan mudah menemukan jajanan bulat nan gurih ini.
4. Pensi
sejenis kerang yang ukurannya kecil dan hanya hidup di Danau Maninjau. Pensi biasanya diolah oleh masyarakat Minang menjadi makanan ringan yang lezat. Pensi akan dimasak bersama dengan jahe, lengkuas, daun bawang, seledri, dan garam. Rasanya sungguh lezat dan menggoda, ada gurih dan manis yang berpadu menjadi satu. Untuk mendapatkan makanan ringan yang satu ini, kamu bisa mencarinya di pasar-pasar tradisional yang ada di Kabupaten Agam. Kamu bisa menuju Pasar Maninjau, Pasar Tiku, Pasar Lubuk Basung, dan Pasar Matur.
5. Goreng Rinuak
Rinuak merupakan ikan yang ukurannya kecil, kira-kira hanya berukuran 2 cm saja. Ikan ini hanya bisa kamu temui di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kalau dilihat, ikan ini mirip seperti ikan teri, cuma bedanya, ikan ini hidup di air tawar. Rinuak akan mudah kamu temui di sekitar Danau maninjau.


Tata cara pernikahan adat Minang
Tata cara pernikahan adat Minang cukup banyak bagian-bagiannya. Walaupun terlihat “ribet” tapi hal ini menunjukkan adat Minang sangat kaya akan adat istiadatnya. Dan tentu saja setiap bagian dalam pernikahan adat Minang ini memiliki makna dalam bagi pasangan pengantin.
1. Maresek
Kegiatan ini menjadi proses awal tata cara pernikahan adat Minang. Pihak keluarga wanita akan mendatangi pihak keluarga pria, dan hal ini sesuai dengan sistem kekerabatan di adat Minangkabau. Pihak keluarga yang diutus adalah beberapa wanita yang sudah berpengalaman dalam mencari tau apakah calon pengantin prianya coock dengan calon pengantin wanitanya tidak. Pihak keluarga yang diutus juga biasanya akan membawa buah tangan bagi keluarga calon pengantin pria sebagai simbol sopan santun.
2. Menimang dan Batimbang Tando
Batimbang Tando memiliki arti bertukar tanda. Menjadi simbol pengikat perjanjian yang tidak bisa dibatalkan oleh sebelah pihak.
Biasanya yang ditukarkan adalah benda pusaka seperti keris, kain adat, atau benda lainnya yang memiliki nilai sejarah bagi keluarga. Setelah ini dilanjutkan dengan acara berembuk mengenai penjemputan calon mempelai pria. Adapun tahapannya yaitu keluarga calon mempelai wanita mengunjungi kediaman keluarga calon mempelai pria.
Pada acara tersebut akan melibatkan orangtua, ninik mamak, dan para sesepuh dari kedua belah pihak. Rombongan yang datang akan membawa sirih pinang lengkap dan disusun dalam carano (tas yang dibuat dari daun pandan).


3. Mahanta Siriah
Acara ini di mana mempelai meminta izin atau memohon doa restu kepada mamak-mamaknya, saudara ayah, kakak yang telah berkeluarga dan sesepuh yang dihormati. Ritual ini memiliki tujuan untuk memohon doa dan memberitahukan rencana pernikahan.
Calon mempelai pria pada acara ini akan membawa selapah yang berisi daun nipah dan tembakau. Namun sekarang ini diganti dengan rokok. Sedangkan calon memperlai wanita akan menyertakan sirih lengkap.
4. Babako- Babaki
Acara ini akan diadakan beberapa hari sebelum acara akad nikah berlangsung. Bako berarti pihak keluarga dari ayah calon mempelai wanita. Dan pihak keluarga ini ingin menunjukkan kasih sayangnya dengan ikut memikul biaya sesuai kemampuannya.
Acara ini dimulai dengan calon mempelai wanita dijemput dan dibawa ke rumah keluarga ayahnya. Di sana para tertua akan memberikan nasihat. Dan keesokan harinya, calon mempelai wanita akan diarak kembali ke rumahnya diiringi keluarga pihak ayah dengan membawa berbagai macam barang bantuan tadi.
Perlengkapan yang disertakan biasanya berupa sirih lengkap (sebagai kepala adat), nasi kuning singgang ayam (makanan adat), antaran barang yang dibutuhkan calon mempelai wanita seperti pakaian, perhiasan, lauk pauk yang sudah matang maupun mentah, sampai kue dan lainnya.
5. Malam Bainai
Acara ini dilakukan pada malam sebelum akad nikah. Bainai menjadi ritual untuk melekatkan jasil tumbukan daun pacar merah (daun inai) di kuku calon pengantin. Tradisi ini memiliki makna sebagai ungkapan kasih sayang dan doa restu para sesepuh keluarga mempelai wanita. Lalu terdapat juga air yang berisikan keharuman tujuh bunga, daun iani tumbuk, payung kuning, kain jajakan kuning, kain simpai, dan kursi bagi calon pengantin.
Calon pengantin wanita pun dibawa keluar dari kamar diapit teman sebayanya dengan menggunakan baju tokoh dan bersunting rendah. Selanjutkan akan berlangsung acara mandi-mandi secara simbolik dengan memercikkan air harum tujuh kembang oleh para sesepuh dan kedua orangtua. Selanjutnya kuku-kuku calon pengantin wanita pun diberi inai. Saat inai dipasang maka akan diiringi syair tradisi Minang di malam bainai disertai bunyi seruling.
7. Manjapuik Marapulai
Acara ini menjadi ritual paling penting dalam tata cara pernikahan adat Minang. Prosesinya bermula dari calon pengantin pria dijemput dan dibawa ke rumah calon pengantin wanita untuk melangsungkan akad nikah. Lalu pada acara ini pun akan dilakukan pemberian gelar pusaka pada calon pengantin pria sebagai simbol kedewasaan.
Selanjutnya rombongan dari keluarga calon pengantin wanita akan menjemput calon pengantin pria dengan membawa perlengkapan berupa sirih lengkap dalam cerana, pakaian pengantin pria lengkap, nasi kuning singgang ayam, lauk pauk, dan lainnya. Setelah prosesi sambah mayambah dan mengutarakan maksud kedatangan, barang-barang pun diserahkan. Lalu calon pengantin pria beserta rombongan akan diarak menuju kediaman calon pengantin wanita.
8. Penyambutan di Rumah Anak Daro
Acara ini akan diiringi musik tradisional khas Minang, yaitu talempong dan gandang tabuuk lalu barisan Gelombang Adat timbal balik. Terdiri dari para pemuda berpakaian silat dan disambut para dara berpakaian adat yang menyuguhkan sirih.
Keluarga mempelai wanita akan memayungi calon mempelai pria dan disambut dengan tari Gelombang Adat Timbal Balik. Selanjutnya para sesepuh wanita akan menaburi calon pengantin pria dengan beras kuning. Dan sebelum memasuki pintu rumah, kaki calon pengantin pra akan diperciki air sebagai simbol mensucikan, lalu berjalan menapaki kain putih menuju tempat akad.

9. Akad Nikah
Akad nikah ini akan dilangsungkan sesuai syariat agama Islam. Diawali dengan pembacaan ayat suci, ijab kabul, nasihat perkawinan dan doa. Acara ini umumnya dilakukan pada hari Jumat siang.
10. Basandiang di Pelaminan
Setelah akad nikah berlangsung maka kedua pengantin akan bersangding di rumah anak dari. Anak daro dan marapulai akan menanti tamu alek salinga alam dan diwarnai musik dari halaman rumah.
Tradisi Usai Akad Nikah
Setelah akad nikah berlangsung sang pengantin harus melewati beberapa acara adat lainnya, yaitu:
·         Mamulangkan Tando. Setelah resmi menjadi pasangan suami istri, maka tanda yang diberikan sebagai ikatan janji saat lamaran akan dikembalikan oleh kedua belah pihak.
·         Malewakan Gala Marapulai. Acara ini mengumumkan gelar untuk pengantin pria sebagai tanda kehormatan dan kedewasaan yang disandang sang pengantin pria.
·         Balantuang Kaniang (Mengadu Kening). Acara ini akan dipimpin oleh sesepuh wanita dan sang pengantin akan saling menyentuhkan keningnya. Di mana mereka diharuskan duduk berhadapan dengan wajah dipisahkan kipas, lalu kipas diturunkan perlahan. Maka barulah boleh saling menyentuhkan kening.
·         Mangaruak Nasi Kuniang. Acara ini diawali dengan sang pengantin saling berebut daging ayam yang tersembunyi di dalam nasi kuning. Memiliki simbol kerjasama antara suami istri dan harus saling menahan diri serta melengkapi.
·         Bamaian Coki. Sebuah permainan tradisional Minang serupa catur yang dimainkan dua orang dengan papan mirip halma. Memiliki makna agar sang pengantin bisa saling meluluhkan kekauan dan egonya masing-masing agar terus mesra.
·         Tari Payung. Tarian ini dipercaya sebagai tarian pengantin baru. Memiliki salah satu syair berbunyi “Berbendi-bendi ke sungai tanang” yang memilki arti pasangan yang baru menikah pergi ke kola yang dinamai sungai Tanang dan mencerminkan bulan madu. Penari akan menggunakan payung yang melambangkan peranan suami sebagai pelindung istri.
Manikam Jajak
Pernikahan adat Minang belum usai walaupun acara pernikahannya sudah selesai loh. Satu minggu setelah akad nikah, sang pengantin akan pergi ke rumah orangtua serta ninik mamak pengantin pria dengan membawa makanan. Tujuannya untuk menghormati dan memuliakan orangtua serta ninik mamak pengantin pria.






Rabu, 24 Oktober 2018

Oktober 24, 2018

PERSEPSI DAN KONSEP DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI


PERSEPSI DAN KONSEP DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI



Persepsi mengenai komunikasi organisasi perlu diketahui  sebagai dasar untuk memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi.

1. Persepsi Redding dan Sanborn Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk bidang ini adalah :
 komunikasi internal
 hubungan manusia
 hubungan persatuan pengelola
 komunikasi downward (komunikasi dari atasan kepada bawahan)
 komunikasi upward (komunikasi dari bawahan kepada atasan)
 komunikasi horizontal (komunikasi dari orang-orang yang sama tingkatnya dalam organisasi)
 keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan evaluasi program.
2. Persepsi Katz dan Kahn Komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam organisasi.
3. Persepsi Zelko dan Dance Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
4. Persepsi Thayer Dia memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam organisasi yaitu :
– berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi;
– berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah, aturan dan petunjuk;
– berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi (hubungan dengan personal dan masyarakat, pembuat iklan
dan latihan)
5. Persepsi Greenbaunm Bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi serta masalah menggiatkan aktivitas.

Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, tapi ada beberapa hal yang dapat disimpulkan :
• Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal
maupun eksternal.
• Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
• Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilannya.

Definisi dan konsep kunci komunikasi organisasi
Dari definisi tersebut terdapat tujuh konsep kunci yaitu :
Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus tanpa henti maka dikatakan sebagai suatu proses.
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, obyek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi ini dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan :
 bahasa (verbal dan non-verbal)
 penerima (internal dan eksternal)
 metode difusi (bagaimana pesan disebarluaskan)
 arus tujuan dari pesan (berkenaan dengan tugas-tugas dalam organisasi, pemeliharaan organisasi dan kemanusiaan dan inovasi/Redding dalam Goldhaber, 1986). Menurut Thayer arus tujuan dari pesan adalah untuk memberi informasi, mengatur, membujuk dan mengintegrasikan ).
Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang yang masing-masing menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari orang-orang tersebut melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.
Hakikat dan luas jaringan ini dipengaruhi oleh faktor yang masing-masing mempengaruhi jaringan komunikasi yaitu :
 hubungan peranan (formal dan informal)
 arah dan arus pesan (komunikasi kepada atasan, komunikasi kepada bawahan dan komunikasi horizontal)
 isi dari pesan
Keadaan saling tergantung Keadaan saling tergantung antara satu bagaian dengan bagian lainnya telah menjadi sifat  dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka.
Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh  pada bagaian lainnya dan mungkin juga pada seluruh sistem organisasi.
Hubungan Karena organisasi merupakan sistem kehidupan sosial, maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia.  Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang menfokuskan kepada tingkahlaku komunikasi dari orang yang terlibat dalam satu hubungan perlu dipelajari.
Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan :
 Lingkungan internal (karyawan, golongan fungsional dari organisasi, komponen organisasi lainnya seperti tujuan, produk/jasa dsb)
 Lingkungan eksternal ( pelanggan, kompetitor, teknologi, dsb)
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan di antara anggota, penelitian, pengembangan organisasi dan menghadapi tugas-tugas yang kompleks dengan integritas yang tinggi.

Pendekatan komunikasi organisasi
Untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu :
Pendekatan Makro Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi, organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti :
 Memproses informasi dan lingkungan
 Mengadakan identifikasi
 Melakukan intergrasi dengan organisasi lain
 Menentukan tujuan organisasi
Pendekatan Mikro Pendekatan ini terutama menfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan sub-unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok seperti :
 Komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan
 Komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok
 Komunikasi untuk menjaga iklim organisasi
 Komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan
 Komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi
Pendekatan individual berpusat pada tingkahlaku komunikasi individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada dua pendekatan sebelumnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya. Ada beberapa bentuk komunikasi individual :
 Berbicara pada kelompok kerja
 Menghadiri dan berinteraksi dalam rapat-rapat
 Menulis dan mengonsep surat
 Berdebat untuk suatu usulan